ecara geografis Jepang sempit dan memanjang dari Hokkaido sampai Okinawa. Berbeda iklim, berbeda juga sifat dan nilai yang dianut orang-orangnya. Dari mulai budaya hingga masakan, sangat jelas bagaimana berbeda prefektur, berbeda pula orang-orangnya. Dan kalau kamu tahu budaya lokal, jalan-jalan kamu pun akan jadi semakin lancar. Artikel ini akan membantu kamu untuk memahami budaya lokal yang sesungguhnya. Di volume ke-10 kali ini, kami akan mengenalkan Prefektur Aichi.
Pelit dan suka pamer
Orang-orangnya konservatif dan pelit, mungkin karena penguasa wilayah Owari yang dulu memimpin seluruh Nagoya mendorong penduduknya untuk berhemat dan menabung. Pertama, harga murah dianggap sebagai hal yang baik. Karakteristik lainnya adalah orang-orang Aichi dapat diandalkan dan ekonomis, Karena orang Aichi tidak mudah percaya orang lain, tidak sedikit orang yang menyimpan uang di rumah sendiri. Orang-orang dari daerah ini juga senang tampil mencolok. Selain itu karena tidak mudah percaya orang luar, butuh waktu untuk mencari pasangan.
Timur juga iya, barat juga iya
Di kamus, Jepang bagian timur didefinisikan sebagai “mencakup wilayah tengah dan yang ada di timurnya”. Sedangkan Jepang bagian barat didefinisikan sebagai “mencakup wilayah tengah dan yang ada di baratnya”. Jadi Aichi yang ada di tengah masuk ke barat dan ke timur.
Pengemudi paling buruk se-Jepang
Prefektur Aichi terkenal dengan sikap yang kurang baik. Jumlah kecelakaannya tinggi dan selama empat belas tahun berturut-turut nomor satu di Jepang. Belakangan bahkan ada istilah Nagoya hashiri (lari Nagoya). Buruknya pengemudi di Aichi tidak bisa dibandingkan dengan prefektur lain. Kalau melihat lampu kuning akan diterobos tanpa ragu, lampu merah sekalipun akan diterobos sesuai situasi. Pengemudi ataupun pejalan kaki tetap perlu berhati-hati sekalipun mematuhi aturan.
Morning service di kafenya mewah!
Hanya dengan membayar minuman, morning service di kafenya mencakup roti bakar ditambah telur rebus. Hal ini paling mendasar di Aichi. Bahkan ada kafe yang menyediakan minum sepuasnya, salad sepuasnya ditambah roti dan telur rebus cukup dengan satu koin (500yen). Di wilayah Nagoya dan sekitarnya sudah mengakar budaya minum kopi setelah jalan pagi. Karena inilah muncul servis pagi berlebihan seperti ini. Tempat lahir kafe komik juga adalah Nagoya. Awalnya adalah untuk menambah pengunjung, kafe-kafe menumpuk banyak komik di pinggir toko.
Suka miso merah!
Kuliner Aichi tidak lengkap tanpa miso merah, dari mulai miso katsu (fillet daging), miso udon, miso oden (rebusan). Oden yang dijual di minimarket pasti juga dibumbui miso. Di supermarket miso botolan pasti berderet bersama saus dan shoyu.
Lebih suka Komeda Coffee daripada Starbucks
Komeda kohi (Komeda Coffee) adalah toko kopi kebanggaan Aichi. Sejak berdiri pada tahun 1968, tempat ini menjadi kenangan bagi orang tua dan keluarga. Tempat ini adalah perpaduan antara kafe dan restoran keluarga yang menjual minuman dan juga makanan. Volume kan (menu versi jumlah besar) setiap menu di tempat ini luar biasa! Shiro-noir di tempat ini juga sangat enak. Duduk di sofa empuknya sekali juga jadi tidak ingin berdiri lagi rasanya. Di setiap cabang juga disediakan banyak koran dan majalah, benar-benar atmosfir yang tepat untuk duduk-duduk lama-lama. Bisa dibilang ini adalah sampel dari keramahan Jepang.
Pernikahan megah
Orang Nagoya suka pamer. Salah satu contohnya adalah pesta pernikahan besar-besaran. Ada yang bilang, “Punya 3 anak perempuan di Nagoya sama saja bangkrut”, “Cari menantu perempuan sebaiknya dari Aichi”. Dulu sering terdengar kalimat seperti ini. Contohnya pelaminan dan peralatan lain untuk pernikahan dipasang di atas truk kemudian pernikahan diadakan di truk sambil berjalan keliling kota. Di hari pernikahan juga ada budaya melempar kue. Sebelum pergi ke tempat pernikahan, pengantin perempuan dari lantai dua rumahnya akan melempar kue (confectionery) sebesar bantal, kemudian orang-orang sekitar akan datang berebutan.
Ada banyak ciri khas prefektur yang mungkin tidak nyambung di prefektur lain. Nantikan kelanjutan serial ini! Tinggalkan komentar dan kesan kamu di kolom komentar! Kalau ada permintaan mengenai prefektur tertentu juga silahkan sampaikan!
Serial artikel lainnya:
- 47 Prefektur Jepang Vol.1 – Inilah keistimewaan Hokkaido!
- 47 Prefektur Jepang Vol. 2 – Inilah keistimewaan Okinawa!
- 47 Prefektur Jepang Vol. 3 – Perbedaan cuaca yang ekstrim di Kyoto?
- 47 Prefektur Jepang Vol. 4 – Kebiasaan Unik di Osaka
- 47 Prefektur Jepang Vol. 5 – Inilah keistimewaan Nara!
- 47 Prefektur Jepang Vol. 6 – Kekhasannnya Fukuoka ada di sini!
- 47 Prefektur Jepang Vol. 7– Inilah keistimewaan prefektur Saga!
- 47 Prefektur Jepang Vol. 8 – Inilah keistimewaan Prefektur Kagoshima!
- 47 Prefektur Jepang Vol. 9 – Tenang, Hangat dan Bangga dengan Kampungnya, Prefektur Chiba
- 47 Prefektur Jepang Vol.11 – Ini hal yang luar biasa untuk warga Prefektur Tochigi!
- 47 Prefektur Jepang Vol.12 – Lebih sadar menjadi penduduk sebuah Kota, daripada sebuah Prefektur?
- 47 Prefektur Jepang Vol.13 – Kumamoto Yang Luar Biasa!
- 47 Prefektur Jepang Vol.14 – Nagasaki Yang Menakjubkan!
- 47 Prefektur Jepang Vol.15 – Prefektur Gunma dengan ciri khas yang unik!
- 47 Prefektur Jepang Vol.16 – “Dasaitama”? Bukaan! Ini adalah Prefektur Saitama!
47 Prefektur Jepang Vol.17 - Prefektur Yamanashi, Warga Yang Paling Menyukai Sushi
- 47 Prefektur Jepang Vol.18 - Prefekur Ishikawa, Alasan Paling Banyak Terdapat Wanita Berkulit Mulus di Jepang!
- 47 Prefektur Jepang Vol.19 - Prefektur Kanagawa, lonjakan jumlah orang Jepang yang melakukan ruralisasi dari Tokyo dan pindah ke Kanagawa!
Comments