Jepang adalah negara yang diberkati dengan keindahan empat musim, dan musim semi, dengan cuacanya yang lebih sejuk, sangat semarak dengan tanda-tanda kehidupan. Di sini, kami memperkenalkan beberapa simbol ikonik musim semi di Jepang.
Jepang adalah negara yang diberkahi keindahan empat musim, dan terutama musim semi, dengan cuaca yang lebih sejuk, penuh dengan tanda-tanda kehidupan. Di sini, kami memperkenalkan beberapa simbol ikonik musim semi di Jepang.
Simbol Musim Semi Jepang: Alam
1. Haru-ichiban
Istilah ini merujuk pada angin selatan pertama yang bertiup kencang di musim semi. Awalnya digunakan di komunitas nelayan tertentu, istilah ini kini menjadi umum. Angin selatan kuat berikutnya setelah "Haru-ichiban" kadang disebut "Haru-niban" dan "Haru-sanban."
2. Hujan Panjang Musim Semi & Hujan Bunga Lobak (Haru no Nagame & Natane-tsuyu)
Dari akhir Maret hingga April, wilayah barat Kanto sering mengalami cuaca yang tidak stabil. Fenomena ini, yang menyerupai musim hujan, disebut "Haru no Nagame" (hujan panjang musim semi). Karena terjadi bersamaan dengan mekarnya bunga lobak, ini juga disebut "Natane-tsuyu" (hujan rapeseed).
3. Uguisu (Burung Bulbul Jepang)
Dikenal sebagai "Haru-tsugedori" (burung penyambut musim semi), burung ini sangat dicintai di Jepang. Saat musim semi tiba, kicauannya yang merdu "hoohokekyo" terdengar di seluruh negeri. Uniknya, di Jepang, penyiar perempuan di stadion bisbol atau kendaraan kampanye disebut "Uguisu-jo" karena suara mereka yang merdu.
4. Burung Layang-layang
Sebagai burung migran yang datang ke Jepang pada musim semi, burung layang-layang adalah bagian penting dari lanskap tradisional Jepang. Setelah menghabiskan musim dingin di Asia Tenggara yang hangat, mereka kembali ke Jepang antara Maret dan Oktober untuk berkembang biak. Mereka sering membangun sarang di bawah atap dekat manusia untuk menghindari predator, menjadikannya simbol keberuntungan. Bahkan ada pepatah, "Ketika burung layang-layang terbang rendah, hujan akan turun."
5. Dragon Eye
Antara akhir Mei dan awal Juni, Anda mungkin beruntung menyaksikan "Hachimantai Dragon Eye." Fenomena alami ini terjadi di Kagami-numa, sebuah danau kawah dekat puncak Gunung Hachimantai, yang melintasi Prefektur Iwate dan Akita. Air hijau zamrud membentuk pola cincin menyerupai mata naga saat salju mencair.
6. Pasir Kuning
Pada musim semi, mobil dan bangunan di Jepang kadang tertutup debu kuning. Pasir ini berasal dari gurun di Cina dan Mongolia, terbawa angin barat ke Jepang. Hal ini dianggap sebagai akibat penggurunan yang disebabkan oleh pembangunan lahan.
7. Tanaman Hijau Segar
Istilah ini mengacu pada hijau subur dari daun-daun baru atau pohon yang tertutup daun tersebut. Hijau segar ini dapat dilihat dari April hingga Mei, ketika pohon-pohon gugur yang kehilangan daun selama musim dingin mulai tumbuh kembali di bawah sinar matahari musim semi yang hangat.
Simbol Musim Semi Jepang: Bunga
8. Bunga Sakura
Bunga sakura adalah simbol utama kedatangan musim semi bagi masyarakat Jepang. Jepang memiliki banyak spesies asli, tetapi varietas yang paling akrab adalah Somei Yoshino. Bunganya yang berwarna merah muda pucat mekar serentak, dan cara bunganya jatuh dengan anggun melambangkan semangat samurai, mencerminkan budaya Jepang.
🌸 【Budaya Jepang】Kapan "Hari Sakura"? Ringkasan sejarah dan acara
9. Shibazakura (Moss Phlox)
Dari April hingga Mei, shibazakura menutupi tanah seperti karpet yang subur, mekar dengan bunga berkelopak lima yang mengingatkan pada sakura. Nama Jepangnya, "shibazakura", mencerminkan kecintaan mendalam bangsa ini terhadap sakura. Tempat populer untuk menikmati pemandangan ini termasuk Bukit Shibazakura di Taman Hitsujiyama, Chichibu, Saitama, dan Festival Fuji Shibazakura di Fuji Motosuko Resort di Yamanashi.
10. Bunga Tulip
Tulip dengan bentuknya yang bulat memikat juga sangat disukai di Jepang. Bunga ini diperkenalkan pada akhir periode Edo. Saat ini, wilayah produksi utama Jepang adalah Prefektur Toyama dan Niigata. Toyama, khususnya, adalah produsen umbi tulip terbesar di negara ini. Festival Tulip Tonami diadakan di Taman Tulip Tonami dari akhir April hingga awal Mei.
11. Bunga Persik
Bunga persik telah dibudidayakan di Jepang sejak periode Yayoi yang awalnya sebagai bunga hias. Persik diyakini memiliki kekuatan melindungi dari kejahatan yang muncul dalam teks-teks kuno seperti "Kojiki" dan "Nihon Shoki." Cerita rakyat Jepang yang terkenal "Momotaro" menampilkan seorang anak laki-laki yang lahir dari buah persik yang bekerja sama dengan anjing, burung pegar, dan monyet untuk mengalahkan iblis. Saat ini, Fukushima dan Yamanashi dikenal sebagai daerah penghasil buah persik utama Jepang.
🌸 "Hinamatsuri", Tradisi dengan Harapan dan Doa agar anak perempuan tumbuh sehat
12. Dandelion
Dandelion adalah tanaman umum yang ditemukan di ladang dan di sepanjang pinggir jalan di seluruh Jepang. Selama periode Edo, mereka disebut "Tsuzumigusa", dengan nama yang diyakini berasal dari suara "tan" dan "popo" yang menyerupai ketukan drum tradisional Jepang, tsuzumi. Sementara Jepang adalah rumah bagi lusinan spesies asli, sebagian besar dandelion yang terlihat saat ini adalah dandelion Barat yang diperkenalkan (Taraxacum officinale).
13. Azalea
Saat musim semi beralih ke awal musim panas, azalea mekar dalam nuansa merah, putih, merah muda, dan ungu yang cerah, memperindah lereng gunung dan tepi sungai. Mereka populer di pagar taman, hamparan taman bunga, dan sebagai pohon pinggir jalan. Sesuai dengan iklim Jepang, banyak varietas hortikultura seperti "Hon-Kirishima" dan "Shiro-Ryukyu" yang telah dikembangkan dari spesies liar.
14. Wisteria
Wisteria telah dihargai di Jepang sejak zaman kuno karena gugusan bunga ungunya yang anggun. Tanaman ini sering dikaitkan dengan keanggunan dan keindahan, dan bahkan ditampilkan dalam pertunjukan tari tradisional Jepang seperti "Fuji Musume" (Wisteria Maiden), di mana semangat bunga wisteria menari. Wisteria mekar dari pertengahan April hingga awal Mei, dan tanaman merambat ini menciptakan teralis yang menakjubkan di situs-situs di seluruh Jepang.
15. Iris (Shobu & Ayame)
Iris Shobu dan Ayame mulai mekar pada awal Mei. Karena penampilan mereka yang serupa, mereka pernah dianggap sebagai tanaman yang sama dan masih ditulis dengan kanji yang sama, "菖蒲".Pada tanggal 5 Mei, yang dikenal sebagai "Tango no Sekku" (Hari Anak Laki-laki), juga disebut "Shobu no Sekku" (Festival Iris), di mana orang-orang secara tradisional mandi dengan air yang diresapi iris untuk mendoakan kesehatan yang baik. Tempat-tempat terkenal termasuk Taman Maekawa Iris di Itako, Prefektur Ibaraki.
16. Nemophila
Nemophila mulai mekar dengan bunga birunya yang lembut pada akhir Maret, mencapai puncaknya dari awal April hingga akhir Juni. Jepang menawarkan beberapa ladang nemophila yang menakjubkan, dengan yang paling ikonik adalah di Taman Hitachi Seaside di Prefektur Ibaraki. Rumah bagi sekitar 5,3 juta tanaman nemophila, pemandangan menakjubkan ini telah memikat penonton di seluruh dunia melalui media sosial.
Simbol Musim Semi Jepang: Festival dan Acara
17. Hinamatsuri (Festival Boneka)
Tanggal 3 Maret menandai "Hinamatsuri," yang juga dikenal sebagai "Festival Persik" karena bertepatan dengan mekarnya bunga persik. Acara tahunan ini merayakan kesehatan dan kebahagiaan anak perempuan. Keluarga dengan anak perempuan memajang boneka hina yang menggambarkan istana kekaisaran, serta hishi mochi berlapis tiga warna (kue beras merah, putih, dan hijau). Hidangan tradisional seperti chirashi sushi dan hina-arare juga dinikmati.
Mulai akhir Februari, berbagai acara Hinamatsuri digelar di seluruh Jepang. Salah satu contohnya adalah "Konosu Surprising Hinamatsuri" di Prefektur Saitama, yang menampilkan pajangan boneka hina tertinggi di Jepang.
🌸 "Hinamatsuri", Tradisi dengan Harapan dan Doa agar anak perempuan tumbuh sehat
18. White Day
White Day, yang unik di Jepang, adalah pasangan dari Hari Valentine. Pada tanggal 14 Maret, pria memberikan hadiah sebagai balasan kepada wanita untuk cokelat dan pernyataan cinta yang mereka terima pada Hari Valentine.
🌸 White day mengembalikan kesenangan untuk wanita
19. Festival Bunga Sakura
©TCVB: Bunga Sakura Chidorigabuchi
Hanami (melihat bunga sakura) sering dirayakan sebagai festival di taman dan lokasi lain dengan banyak pohon sakura. Salah satu acara terkenal adalah "Hirosaki Sakura Festival" di Taman Hirosaki, Prefektur Aomori, salah satu dari tiga tempat sakura terbaik di Jepang. Festival ini menarik sekitar dua juta pengunjung dari dalam dan luar negeri.
20. Hana Matsuri (Festival Kelahiran Buddha)
Hana Matsuri, atau "Kanbutsu-e," memperingati kelahiran Buddha. Festival ini diadakan sekitar tanggal 8 April di kuil-kuil seluruh Jepang tanpa memandang aliran. Acara ini menghidupkan kembali legenda hujan manis yang turun saat Buddha lahir, di mana peserta menuangkan teh manis ke patung Buddha yang diletakkan di altar yang dihiasi bunga.
21. Festival Sanja
Diadakan di Kuil Asakusa, Tokyo, Sanja Matsuri adalah salah satu dari tiga festival besar Edo (Tokyo kuno). Namanya berasal dari nama-nama lama kuil ini, "Sanja Gongen-sha" dan "Sanja Myojin-sha." Festival ini berlangsung pada pertengahan Mei, dengan sorotan seperti tarian Binzasaranomai, yang ditetapkan sebagai Properti Budaya Takbenda Tokyo, dan parade "mikoshi togyo," di mana kuil portabel diarak di jalan-jalan Asakusa.
22. Festival Aoi
Salah satu dari tiga festival utama Kyoto, Aoi Matsuri diadakan setiap tahun pada bulan Mei di Kuil Kamigamo dan Shimogamo. Berusia sekitar 1.500 tahun, festival ini dimulai sebagai ritual untuk berdoa demi panen melimpah. Acara ini menampilkan prosesi megah orang-orang yang mengenakan kostum era Heian, yang berparade melalui jalan-jalan Kyoto.
23. Hakata Dontaku
Hakata Dontaku, secara resmi dikenal sebagai "Festival Warga Fukuoka Hakata Dontaku Port Festival," adalah salah satu dari tiga festival besar di Hakata. Diadakan setiap tahun pada tanggal 3 dan 4 Mei, festival ini menampilkan peserta dari segala usia dengan kostum kreatif, berparade di kota sambil memukul sendok nasi kayu (shamoji). Perayaan ini mencakup pertunjukan di panggung khusus dan lapangan terbuka, menarik sekitar 33.000 peserta dan dua juta penonton setiap tahunnya.
Simbol Musim Semi Jepang: Tradisi dan Perayaan Lainnya
24. Hanami (Melihat Bunga Sakura)
Bunga sakura atau "sakura" sangat dicintai oleh masyarakat Jepang. "Hanami" mengacu pada kegiatan bersantai di bawah pohon sakura yang sedang berbunga, menikmati keindahan musim ini. Ini adalah aktivitas budaya unik di mana keluarga dan teman-teman berkumpul di bawah pohon sakura untuk makan, minum, dan bercengkerama. Taman Ueno di Tokyo terkenal sebagai tempat populer untuk hanami.
25. Upacara Kelulusan
Di Jepang, tahun ajaran berakhir pada bulan Maret, dan sekolah-sekolah mengadakan upacara kelulusan untuk merayakan siswa yang menyelesaikan pendidikan mereka. Upacara ini merupakan acara emosional di mana siswa menyanyikan lagu perpisahan, mengenang waktu mereka bersama teman dan guru, serta menciptakan kenangan yang tak terlupakan.
26. Upacara Masuk dan Pelantikan
Setelah musim kelulusan Maret, tahun akademik dan bisnis baru dimulai pada bulan April. Sekolah menyelenggarakan "upacara masuk" untuk menyambut siswa baru, sementara perusahaan mengadakan "upacara pelantikan" untuk menyambut karyawan baru mereka.
27. April Mop
"April Fool’s Day" diperkenalkan ke Jepang selama era Taisho. Hari ini digambarkan di surat kabar sebagai hari dalam budaya Barat ketika berbohong sementara dianggap dapat diterima. Istilah Jepang "Shigatsu Baka" adalah terjemahan langsung yang berarti "April Mop." Menariknya, pada era Edo, tanggal 1 April dikenal sebagai "Hari Tak Berterima Kasih," waktu untuk meminta maaf karena mengabaikan hubungan.
28. Penanaman Padi
Penanaman padi melibatkan pemindahan bibit ke sawah yang telah diisi air. Di Jepang, biasanya benih direndam untuk berkecambah terlebih dahulu, kemudian ditumbuhkan menjadi bibit sebelum dipindahkan. Waktu penanaman bervariasi di setiap daerah, namun umumnya berlangsung dari akhir April hingga akhir Juni. Di tempat seperti Prefektur Niigata, yang terkenal sebagai penghasil beras, musim ini menciptakan lanskap pedesaan yang memukau.
29. Koinobori (Bendera Ikan Mas)
Koinobori adalah dekorasi yang digunakan untuk merayakan pertumbuhan dan kesuksesan anak laki-laki. Pada tanggal 5 Mei, yang dikenal sebagai "Hari Anak," keluarga menggantung bendera berbentuk ikan koi di taman mereka. Tradisi ini dimulai di kalangan keluarga samurai pada zaman Edo dan kemudian menyebar ke masyarakat umum. Di Kota Kazo, Prefektur Saitama, acara tahunan menerbangkan koinobori raksasa menjadi sorotan musim ini.
🌸 Hari anak-anak di Jepang (Kodomo no hi)
30. Alergi Serbuk Sari (Hay Fever)
Alergi serbuk sari adalah reaksi alergi yang disebabkan oleh serbuk sari. Pada musim semi, serbuk sari pohon cedar menjadi penyebab utama di Jepang, menimbulkan gejala seperti bersin, hidung berair, hidung tersumbat, dan gatal pada mata, telinga, serta tenggorokan. Alergi serbuk sari cedar ini unik di Jepang, dengan sekitar 20% populasi terkena dampaknya.
31. Mencari Kerang
Mencari kerang melibatkan pengumpulan kerang seperti asari di dataran pasang surut. Musim semi adalah waktu terbaik karena saat itu air surut terjadi di siang hari, dan kerang berada dalam kondisi gemuk serta siap berkembang biak. Pastikan untuk memeriksa aturan dan area yang ditentukan sebelum melakukannya.
32. Sindrom Mei (May Blues)
"Sindrom Mei" mengacu pada kelelahan fisik dan mental yang dialami pada bulan Mei. Di Jepang, banyak orang mengalami perubahan besar dalam hidup mereka pada bulan April, seperti masuk ke sekolah baru, memulai pekerjaan, atau pindah rumah. Stres ini sering kali menumpuk, dan setelah liburan "Golden Week" pada akhir April hingga awal Mei, gejala mirip depresi ringan dapat muncul.
Simbol Musim Semi Jepang: Hari Libur Nasional dan Hari Peringatan
33. Hari Ekuinoks Musim Semi
Hari Ekuinoks Musim Semi jatuh sekitar tanggal 21 Maret setiap tahun, menandai hari ketika siang dan malam memiliki panjang yang hampir sama. Hari ini adalah hari libur nasional yang didedikasikan untuk "menghormati alam dan menghargai semua makhluk hidup."
🌸 Hari Ekuinoks Musim Semi/ Shunbun no Hi, Tanggal Merah di Bulan Maret - tanda datangnya musim semi
34. Hari Showa
Tanggal 29 April adalah hari ulang tahun Kaisar Showa yang dirayakan sebagai "Hari Showa," salah satu hari libur nasional Jepang. Era Showa ditandai dengan tantangan besar, termasuk Perang Dunia II dan tragedinya. Hari ini ditetapkan untuk mendorong refleksi atas masa-masa sulit yang diatasi bangsa selama era Showa dan untuk merenungkan masa depan negara.
🌸 Apa sih Showa no Hi, atau Hari Showa, yang merupakan awal dari Liburan Panjang Goldenweek Jepang?
35. Hari Peringatan Konstitusi
Tanggal 3 Mei menandai hari berlakunya Konstitusi Jepang. Hari ini ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 1948 berdasarkan Undang-Undang Hari Libur Umum. Tujuan dari hari ini adalah untuk "memperingati pemberlakuan Konstitusi Jepang dan merenungkan perkembangan bangsa."
🌸 Hari Libur Nasional Jepang : 3 Mei Hari Peringatan Konstitusi
36. Hari Hijau (Greenery Day)
Hari Hijau adalah hari untuk menghargai alam dan mensyukuri anugerah-Nya. Nama ini berasal dari partisipasi rutin Kaisar Showa dalam upacara penanaman pohon serta kecintaannya pada proyek penghijauan untuk mengatasi masalah lingkungan. Sebelumnya dirayakan pada tanggal 29 April (ulang tahun Kaisar Showa), tanggalnya diubah menjadi 4 Mei pada tahun 2007.
🌸 Apa yang dimaksud “MIDORI NO HI” itu?
37. Hari Anak
Tanggal 5 Mei adalah "Hari Anak," hari bagi orang tua untuk merayakan pertumbuhan anak-anak mereka dan bagi anak-anak untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang tua mereka. Sebelum ditetapkan sebagai hari libur nasional, hari ini dikenal sebagai "Tango no Sekku," tradisi yang sudah ada sejak periode Nara, yang dirayakan untuk menghormati pertumbuhan anak laki-laki.
🌸 Hari anak-anak di Jepang (Kodomo no hi)
38. Pekan Emas (Golden Week)
Pekan Emas merujuk pada periode liburan panjang di Jepang dari akhir April hingga awal Mei. Periode ini mencakup beberapa hari libur berturut-turut dari 29 April hingga 5 Mei, yang kadang-kadang menghasilkan hingga 10 hari libur tergantung pada tahunnya. Selama waktu ini, festival dan acara diadakan di seluruh negeri, dan banyak orang Jepang memanfaatkannya untuk bepergian di dalam atau luar negeri. Bandara, stasiun kereta besar, dan tempat wisata menjadi sangat ramai dengan wisatawan.
🌸 【2024】Rangkuman tentang Liburan Goldenweek! Liburan Panjang Jepang Setahun Sekali
39. Hari Ibu
Hari Minggu kedua di bulan Mei dirayakan sebagai "Hari Ibu" di Jepang. Tradisi ini mulai populer pada era Taisho, awalnya dipromosikan oleh gereja-gereja Kristen dan organisasi perempuan. Hari ini menjadi lebih dikenal setelah perusahaan-perusahaan besar permen mengadakan acara nasional. Pada waktu ini, toko bunga biasanya memajang anyelir sebagai hadiah populer untuk para ibu.
Simbol Musim Semi Jepang: Makanan dan Hidangan
40. Rebung
Rebung adalah tunas muda yang muncul dari akar bambu. Mereka hanya lembut dan lezat dalam waktu singkat ketika baru mulai muncul dari tanah. Tunas bambu yang baru dipanen bahkan bisa dimakan mentah, tetapi biasanya direbus atau dipanggang. Mereka memiliki aroma khas dan tekstur renyah.
41. Kubis Musim Semi
Kubis dapat ditanam sepanjang tahun di Jepang, memanfaatkan bentang geografis negara dari utara ke selatan. "Kubis musim semi," yang dipanen dari awal musim semi hingga awal musim panas, memiliki daun yang longgar, lembut, dan berair. Kubis ini paling enak disantap mentah. Desa Tsumagoi di Prefektur Gunma terkenal sebagai daerah produksi kubis jenis ini.
42. Bawang Segar
Meskipun bawang tersedia sepanjang tahun dan dikenal karena rasa pedasnya, "bawang segar" yang dipanen pada musim semi memiliki tekstur lembut dan rasa manis. Memasaknya dapat mempertegas rasa manisnya, tetapi di Jepang bawang segar lebih sering disantap mentah. Dengan sedikit persiapan, rasa renyah dan segarnya menonjol. Pulau Awaji di Prefektur Hyogo terkenal sebagai daerah produksi bawang ini.
43. Udang Sakura
Udang sakura adalah udang kecil berwarna merah muda yang menyerupai bunga sakura. Udang ini hanya ditangkap di Teluk Suruga, Prefektur Shizuoka. Untuk melindungi spesiesnya, penangkapan hanya diizinkan pada musim semi (akhir Maret hingga awal Juni) dan musim gugur (akhir Oktober hingga akhir Desember), menjadikannya makanan langka. Dikenal karena rasa manis dan umami-nya, udang ini dapat dimakan mentah, direbus, dikeringkan, atau digunakan untuk menambah warna dan rasa pada hidangan.
44. Ikan Cakalang
Ikan cakalang dianggap barang mewah di Jepang kuno dan sering kali diberikan sebagai upeti kepada istana kekaisaran. Di Edo (Tokyo kuno), hasil tangkapan pertama musim ini yang disebut "hatsugatsuo" (ikan cakalang awal musim panas) sangat dihargai, dan memakannya dianggap sebagai simbol status. Saat ini, cakalang dinikmati sebagai sashimi, teriyaki, atau diolah menjadi serpihan bonito kering. Prefektur Kochi terkenal sebagai daerah penghasil ikan cakalang.
45. Kashiwa Mochi
Kashiwa mochi adalah manisan tradisional yang terbuat dari adonan tepung beras kukus berisi pasta kacang manis dan dibungkus daun ek. Mochi ini terutama dimakan pada "Tango no Sekku" (Hari Anak) tanggal 5 Mei. Pada zaman kuno, daun ek digunakan sebagai alat makan, dan tradisi ini diyakini memengaruhi kashiwa mochi.
46. Shincha (Teh Pertama Musim Ini)
Shincha adalah teh yang dibuat dari panen pertama daun teh tahun itu. Dikenal karena rasanya yang kaya namun menyegarkan, shincha hanya tersedia selama musim puncaknya dari April hingga Mei dan dianggap sebagai teh paling lezat sepanjang tahun.
🌸 Teh Jepang : Mulai dari Matcha Hingga Teh Barley (Jelai)
47. Tsukushi (Horsetail Lapangan)
Tsukushi adalah batang pembawa spora dari tumbuhan horsetail yang tumbuh di area cerah seperti tepi sungai pada awal musim semi. Setelah menghilangkan daun keras yang disebut "hakama," tsukushi dapat direbus, ditumis, atau digoreng sebagai tempura untuk menikmati cita rasanya yang unik.
Simbol Musim Semi Jepang: Buah-buahan
48. Jeruk Iyo (Iyokan)
Jeruk Iyo adalah jenis buah sitrus yang dinamai berdasarkan Iyo, nama provinsi lama untuk Prefektur Ehime. Awalnya berasal dari Prefektur Yamaguchi, jeruk ini menjadi terkenal setelah budidayanya menyebar ke Ehime pada era Meiji. Dikenal karena warna oranye cerah, rasa manis yang kuat, dan aroma khasnya, jeruk ini tersedia dari Maret hingga April.
49. Buah Kiwi
Buah kiwi pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada tahun 1963 dengan impor benih dari Selandia Baru, diikuti dengan impor buahnya setahun kemudian. Rasanya yang manis-asam cocok dengan selera Jepang, sehingga budidaya domestik menyebar luas. Saat ini, banyak daerah di Jepang memproduksi varietas asli dengan rasa manis yang ditingkatkan.
50. Mangga
Mangga pertama kali dibawa ke Jepang selama era Meiji, tetapi budidaya skala besar baru dimulai pada 1980-an, terutama di Miyazaki dan Okinawa. Dengan tersedianya mangga matang lokal, buah ini menjadi makanan istimewa yang akrab di Jepang. Disukai karena aroma khas dan rasa manisnya, mangga dinikmati segar maupun dalam hidangan penutup seperti puding, kue, dan smoothie.
🌸 Stroberi Manis & Berair! Buah-buahan Jepang luar biasa di sini
Comments