Natal telah tiba! Natal adalah hari yang dirayakan oleh umat Kristiani, sedangkan banyak orang Jepang yang tidak memiliki agama, namun uniknya masyarakat Jepang sangat menyukai perayaan. Terutama perayaan Natal bagi orang Jepang adalah event yang ditunggu-tunggu. Tetapi, hal utama ketika merayakan Natal sangatlah berbeda! Dalam artikel kali ini, kami akan mengupas bagaimana kebiasaan unik orang Jepang ketika merayakan Natal. Bagi kamu yang menyukai Jepang, mungkin tertarik untuk mengikuti kebiasaan ini?!
Entah mengapa makanan wajib adalah ayam! Dan yang paling populer adalah fast food!
Natal identik dengan tradisi menyantap kalkun. Namun di Jepang, karena sulit membeli kalkun, ayam menjadi pilihan khalayak ramai.
Hal yang cukup mudah dipahami, tapi mengapa dari sekian banyak pilihan ayam, yang paling populer adalah ayam goreng cepat saji!! Perayaan yang paling ditunggu-tunggu dalam setahun, tapi mengapa harus menyantap fast food? Selain itu antrian di restoran cepat saji mengular, bahkan orang-orang rela menunggu satu atau dua jam untuk mendapatkan ayam. Bagi orang asing hal tersebut sungguh aneh, tapi sesungguhnya menyantap ayam goreng disaat Natal itu sangat istimewa. Selamat mencoba!
Natal adalah momen romantis bersama sang kekasih
Menghabiskan Natal bersama keluarga adalah merupakan tradisi penting di negara Barat. Namun di Jepang, kenyataannya berbeda! Natal adalah momen romantis untuk menghabiskan waktu bersama sang kekasih. Reservasi di hotel maupun restoran yang menawarkan “Couple Plan” sudah penuh sejak 1 bulan sebelumnya. Tentu saja pilihan untuk bertukar hadiah dengan pasangan adalah merupakan hal yang manis. Selain itu, harga hadiah yang diberikan juga cukup mahal, kebiasaan khas orang Jepang. Bagi mereka yang belum memiliki kekasih, demi menyambut Natal, maka kaum jomblo akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan pasangan. Uniknya, target seperti “Menemukan kekasih sampai Natal tiba” merupakan slogan yang sering didengung-dengungkan bagi para kaum jomblo.
Lalu, bagaimana dengan para jomblo saat Natal tiba….? Tidak merayakan Natal!
Begitulah kebiasaan romantis orang Jepang ketika Natal tiba. Tapi bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki kekasih...?
Untuk menghormati mereka yang tidak memiliki kekasih, khusus untuk hari tersebut, beberapa restoran memilih untuk tidak menerima tamu yang datang berpasangan, lalu bagi kaum jomblo yang bekerja paruh waktu, hanya pada hari itu gajinya dinaikkan, suatu hal yang mungkin hanya terjadi di Jepang! Terutama bagi para netizen Jepang, hampir setiap tahun ramai mengumandangkan “Perayaan Natal dibatalkan”, karena banyaknya netizen yang melewatkan Natal seorang diri. Rupanya bagi para jomblo, perayaan Natal adalah event yang ingin ditiadakan.
Namun perayaan yang ramai dibicarakan adalah tanggal 24 saat Christmas Eve, bukan pada hari Natal di tanggal 25!
Natal jatuh pada tanggal 25 Desember. Tapi banyak yang menyebut bahwa perayaan Natal di Jepang adalah tanggal 24 Desember, saat Christmas Eve (malam Natal). Sehingga tradisi antrian ayam goreng di restoran cepat saji, menghabiskan momen romantis bersama pasangan, kehebohan para jomblo untuk saling menguatkan dan semacamnya jatuh pada malam natal di tanggal 24. Di tanggal 25 Desember saat Natal tiba, suasana berubah menjadi sepi dan bahkan beberapa toko mulai menurunkan pernak pernik Natal lalu menggantinya dengan tema tahun baru. Jadi bagi kamu yang ingin merayakan Natal di Jepang, dan baru tiba di tanggal 25 Desember, maka kamu akan ketinggalan perayaan yang ditunggu-tunggu! Christmas Eve adalah puncak perayaan Natal bagi orang Jepang!
Orang Jepang menyukai memakan Short Cake di Hari Natal
Hidangan kue-kue saat Natal di setiap negara berbeda-beda, misalnya di Amerika yang disajikan adalah Pie atau Cookie, sedangkan di Jerman terkenal dengan Stollen. Bagaimana dengan di Jepang? Tradisi makan kue tart Short Cake adalah kebiasaan umum masyarakatnya. Tradisi ini bermula ketika perusahaan kue kenamaan gencar mempromosikan iklan “Ayo makan kue di waktu Natal”. Hal ini mirip seperti tradisi memberikan coklat saat Valentine Day, dimana perusahaan coklat terkemuka mempromosikan iklan produk mereka, namun tertanam dalam benak masyarakat dan menjadi suatu tradisi sebuah event.
Christmas cake ini pun disantap pada saat Christmas Eve di tanggal 24, sehingga kue-kue yang dijual pada hari Natal tanggal 25 merupakan produk diskon. Hal lain yang kebetulan mirip adalah kebiasaan di jaman dulu, dimana usia ideal seorang wanita untuk menikah adalah 24, sehingga mereka yang berusia 25 dianggap tidak laku. Natal dan percintaan di Jepang dapat dikatakan merupakan suatu hubungan yang tidak bisa dilepaskan.
Bagaimana dengan ulasan mengenai perayaan Natal di Jepang? Suasana menyambut Natal di Jepang sangatlah elok dengan kilauan iluminasi di penjuru kota dengan dekorasi Sinterklas dan pohon-pohon Natal yang semakin menambah indahnya panorama kota, sehingga sangat disarankan untuk berwisata ke Jepang di musim ini! Tidak hanya bagi mereka yang berpasangan, jalan-jalan bersama teman maupun keluarga tentu saja menyenangkan. Jangan sampai melewatkan kesempatan untuk ikut mengantri di restoran cepat saji ya!
Comments