Siapa Dewa Jepang "Amaterasu" dan "Susanoo"? Juga Mengenal Legenda Pertarungan dengan Yamata no Orochi

Artikel ini merupakan bagian dari seri yang ditulis oleh seorang guru SMA aktif yang menjelaskan dengan mudah isi Kojiki, kitab sejarah tertua di Jepang yang berisi mitologi, legenda, dan sejarah. Pada artikel kedua, telah dibahas kisah penciptaan dunia dan kelahiran para dewa oleh Izanagi dan Izanami. Kali ini, tokoh utamanya adalah Amaterasu dan Susanoo, dengan dua kisah terkenal dalam Kojiki: "Tersembunyinya Amaterasu di Gua Surga" dan "Pertarungan Susanoo dengan Yamata no Orochi". Kami juga akan menjelaskan pesan-pesan yang dapat dipetik dari kisah-kisah tersebut

👉 Baca Kojiki (Yahoo! Shopping)

* Sebagian hasil dari pembelian atau reservasi produk yang diperkenalkan dalam artikel ini dapat disalurkan kembali ke FUN! JAPAN.

Kesadaran Orang Jepang tentang "Kegare" (Kenajisan) dan "Kiyome" (Penyucian)

1. Kelahiran Tiga Dewa Mulia (Sankishi)

Setelah berhasil melarikan diri dari Negeri Kematian (Yomi no Kuni), Izanagi pergi ke Hinata di Provinsi Tsukushi (sekarang Prefektur Miyazaki).

"Tempat itu sungguh menakutkan dan penuh kenajisan. Tubuhku telah ternoda sepenuhnya."

Sambil mengucapkan kata-kata tersebut, Izanagi melompat ke sungai dan membasuh dirinya hingga bersih. (Tindakan membersihkan diri dari kenajisan ini disebut okiyome.) Dari kotoran yang terlepas dari tubuhnya, lahirlah dewa-dewa pembawa bencana.

Selanjutnya, ketika Izanagi membasuh mata kirinya, cahaya terang menyelimuti sekelilingnya, dan lahirlah seorang dewi, Amaterasu.

Ketika ia membasuh mata kanannya, lahirlah dewa bulan, Tsukuyomi. Kemudian, saat ia membasuh hidungnya, lahirlah Susanoo, dewa yang penuh kekuatan dan keberanian.

Amaterasu, Tsukuyomi, dan Susanoo dikenal sebagai Sankishi (Tiga Dewa Mulia). Di antara mereka, Amaterasu dan Susanoo memainkan peran utama dalam bagian pertama Kojiki.

"Aku telah melahirkan banyak dewa, tetapi tiga dewa ini bersinar dengan keistimewaan yang luar biasa."

Setelah mengalami perpisahan yang menyakitkan dengan Izanami di Negeri Kematian, Izanagi sangat bersedih. Namun, melalui ritual penyucian ini, ia merasa bahagia karena mampu melahirkan dewa-dewa yang luar biasa.

"Amaterasu, pergilah ke Takamagahara dan perintahilah dunia langit.

Tsukuyomi, kupercayakan dunia malam kepadamu.

Susanoo, engkau harus memerintah lautan luas."

Setelah memberi perintah itu, Izanagi menghela napas panjang, sebagai tanda kelegaan setelah menyelesaikan tugas besarnya.

Poin-Poin Penting dari Kisah Kelahiran Sankishi

Orang Jepang hidup dengan kesadaran akan konsep "kegare" (kenajisan) dan "kiyome" (penyucian).

Kegare mengacu pada keadaan di mana energi seseorang menurun, baik secara fisik maupun mental. Istilah ini serupa dengan frasa Jepang "ki ga kareru" (気が枯れる), yang berarti "kehabisan energi". Dalam kondisi ini, seseorang lebih rentan terhadap cedera (kega, 怪我). Oleh karena itu, orang Jepang percaya bahwa membersihkan diri dari kegare dapat mengembalikan keseimbangan energi. Kata genki (元気), yang berarti "sehat" atau "bersemangat", berasal dari konsep moto (, asal) dan ki (, energi), yang menunjukkan pemulihan energi ke keadaan semula.

Hingga kini, orang Jepang masih menjalani ritual penyucian di kuil saat menghadapi perubahan besar dalam hidup, untuk mengusir energi buruk dan menerima energi baik.

Selain itu, ketika mengunjungi kuil, orang Jepang mencuci tangan dan berkumur sebelum melewati gerbang torii. Ini juga merupakan bagian dari ritual penyucian, sebagai persiapan untuk bertemu para dewa dengan tubuh dan hati yang bersih.

Amaterasu dan Persembunyiannya di Gua Surga

1. Penderitaan Susanoo

Izanagi memberi perintah kepada anak-anaknya: Amaterasu bertanggung jawab atas Takamagahara (dunia langit), Tsukuyomi atas dunia malam, dan Susanoo atas lautan luas. Namun, hanya Susanoo yang terus menangis dan bertindak liar tanpa henti.

Izanagi bertanya kepadanya,

"Susanoo, mengapa kau mengabaikan tugasmu?"

Susanoo menjawab sambil menangis semakin keras,

"Aku ingin bertemu Ibu (Izanami). Aku ingin pergi ke Negeri Kematian (Yomi no Kuni) dan tinggal bersama Ibu."

Mendengar hal itu, Izanagi kehilangan kesabarannya dan mengusir Susanoo dari lautan. Sejak saat itu, laut yang tak lagi memiliki penguasa dikatakan menjadi semakin ganas dan tak terkendali.

Setelah diusir oleh Izanagi, sebelum menuju ke Negeri Kematian, Susanoo pergi ke Takamagahara untuk berpamitan dengan kakaknya, Amaterasu. Namun, setelah tiba di sana, ia malah tinggal di dunia langit untuk beberapa waktu.

Suatu hari, Susanoo tiba-tiba mengamuk.

Pertama, ia menginjak-injak pematang sawah hingga rusak dan berantakan. Kemudian, ia menebarkan kotoran dan air seni di sekitar istana suci para dewa.

Pada awalnya, Amaterasu mencoba membelanya.

"Mungkin Susanoo memiliki alasan tersendiri. Mari kita lihat lebih lanjut."

Namun, perilaku Susanoo semakin menjadi-jadi.

Suatu ketika, ia menghancurkan atap rumah tenun suci (Oribe no Miya) dan melemparkan seekor kuda liar dari atasnya. Akibat kejadian ini, seorang dewi penenun meninggal dunia.

Amaterasu merasa sangat bertanggung jawab sebagai kakak dan akhirnya mengurung diri di dalam sebuah gua yang disebut Amano Iwato (Gua Surga). Dari dalam, ia menutup pintu gua dengan rapat dan menolak untuk keluar.

2. Dunia Tenggelam dalam Kegelapan

Ketika dewi matahari Amaterasu mengurung diri, dunia jatuh ke dalam kegelapan.

Para dewa di Takamagahara mengadakan pertemuan darurat untuk mencari cara membujuk Amaterasu keluar dari gua.

Dewa kebijaksanaan, Omoikane, mengusulkan sebuah rencana.

"Aku punya ide. Sekaranglah waktunya bagi kita, para dewa, untuk mengadakan pesta besar."

Omoikane kemudian membagi tugas kepada para dewa. Strateginya adalah sebagai berikut:

"Kita akan berkumpul di depan Amano Iwato, bernyanyi, dan menari. Jika kita bersenang-senang dengan penuh semangat, Amaterasu pasti akan penasaran dan mengintip keluar. Saat itulah, dewa kekuatan, Ame no Tajikarao, akan menariknya keluar dari gua, lalu segera menutup pintunya dengan tali suci (shimenawa). Jangan lupa, siapkan juga sebuah cermin."

Dewa Seni Pertunjukan, Amanouzume

Rencana pun dijalankan. Pertama, dewi seni pertunjukan, Amanouzume, mulai menari.

Gerakan tariannya begitu lucu dan penuh energi, hingga akhirnya pakaiannya tersingkap dan memperlihatkan dadanya. Melihat ini, para dewa tertawa terbahak-bahak.

Dari dalam gua, Amaterasu mendengar suara tawa mereka.

"Aku bersembunyi di gua ini, dunia pasti sedang dalam kegelapan. Tapi kenapa para dewa terdengar begitu bahagia?"

Karena penasaran, Amaterasu membuka sedikit pintu gua dan bertanya,

"Apa yang sedang kalian tertawakan?"

Salah satu dewa menjawab,

"Dewa yang lebih mulia daripada Amaterasu telah muncul!"

Amaterasu terkejut dan bertanya,

"Dewa yang lebih mulia dariku? Siapa dia?"

Dewa-dewa lalu mengangkat cermin ke arahnya. Saat melihat pantulan wajahnya sendiri, Amaterasu terkejut.

"Ini... bukankah ini aku sendiri?"

Tepat saat ia mulai menyadarinya, Ame no Tajikarao menarik tangannya dengan kuat dan menyeretnya keluar dari gua. Para dewa segera memasang tali shimenawa di depan pintu gua agar Amaterasu tidak bisa kembali masuk.

Dengan demikian, dunia kembali diterangi cahaya matahari, dan para dewa pun merasa lega.

Dewa Kekuatan, Ame no Tajikarao

Namun, tindakan Susanoo tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Sebagai hukuman atas perbuatannya, Susanoo akhirnya diusir dari Takamagahara.

Poin Penting dalam Kisah Amaterasu dan Persembunyiannya di Gua Surga

Kuil Amano Iwato (Prefektur Miyazaki)

Kisah Amano Iwato Kakure (Persembunyian Amaterasu di Gua Surga) memiliki berbagai interpretasi mengenai pesan yang ingin disampaikan. Salah satu interpretasi menyatakan bahwa peristiwa dunia yang tertutup dalam kegelapan melambangkan peristiwa gerhana matahari total.

Di Jepang kuno, politik sering dipengaruhi oleh ramalan berdasarkan pergerakan matahari dan bintang-bintang. Oleh karena itu, gerhana matahari total, di mana simbol kehidupan, yaitu matahari, menghilang, dianggap sebagai pertanda yang sangat buruk.

Ada pula interpretasi lain yang melihat tindakan Amaterasu yang bersembunyi di dalam gua sebagai simbol "kematian," sementara kemunculannya kembali sebagai simbol "kelahiran kembali." Dalam mitologi, seorang pahlawan sering kali harus mengalami kematian simbolis dan kemudian terlahir kembali, menunjukkan bahwa mereka telah melewati tantangan hidup dan mati.

Sebelum persembunyiannya di Amano Iwato, Amaterasu mengalami kehilangan kepercayaan diri akibat perilaku Susanoo yang tak terkendali. Namun, setelah keluar dari gua, ia kembali sebagai dewi matahari yang berwibawa dan mengambil peran sebagai dewa tertinggi dalam Kojiki, serta memutuskan untuk memimpin Jepang dengan penuh keyakinan.

Tempat-Tempat yang Terkait dengan Legenda Ini

Kuil Amano Iwato (Amano Iwato Jinja)

Terletak di Kota Takachiho, Distrik Nishiusuki, Prefektur Miyazaki. Kuil ini didedikasikan untuk gua tempat Amaterasu bersembunyi dalam legenda.

Amano Yasukawara

Terletak di Kota Takachiho, Distrik Nishiusuki, Prefektur Miyazaki. Tempat ini diyakini sebagai lokasi di mana Omoikane dan para dewa berkumpul untuk menyusun strategi membujuk Amaterasu keluar dari gua.

Susanoo dan Pertarungannya Melawan Yamata no Orochi

1. Keberanian Susanoo

Setelah diusir dari lautan oleh Izanagi dan dikeluarkan dari Takamagahara oleh Amaterasu, Susanoo kehilangan tempat tinggalnya. Ia akhirnya turun ke Ashihara no Nakatsukuni (Tanah Tengah Berbuluh), tepatnya di wilayah Izumo, yang sekarang merupakan bagian dari Prefektur Shimane.

Saat berjalan di desa, ia melihat sepasang suami istri tua yang menangis sambil memeluk seorang gadis muda. Gadis itu bernama Kushinadahime.

"Mengapa kalian menangis?" tanya Susanoo.

Dengan wajah penuh kesedihan, sang ayah menjawab,

"Kami dulu memiliki delapan putri. Namun, setiap tahun, monster raksasa bernama Yamata no Orochi datang dari gunung dan memakan salah satu putri kami. Kini hanya Kushinadahime yang tersisa, dan waktunya bagi sang monster untuk datang lagi semakin dekat. Itu sebabnya kami menangis."

Yamata no Orochi adalah makhluk raksasa dengan satu tubuh, delapan kepala, dan delapan ekor.

Mendengar kisah itu, Susanoo mengajukan tawaran,

"Jika aku berhasil membunuh monster itu, izinkan aku menikahi Kushinadahime."

Orang tua itu setuju, dan Susanoo pun menyusun rencana.

Caranya cukup unik. Ia menyiapkan delapan gentong besar berisi sake berkualitas tinggi dengan aroma yang sangat harum. Ketika Yamata no Orochi datang, masing-masing kepalanya mulai meminum sake tersebut. Setelah monster itu mabuk dan tidak sadarkan diri, Susanoo menghunus pedangnya dan menebas satu per satu kepalanya hingga terpenggal.

2. Memperoleh Pedang Kusanagi

Rencana Susanoo berhasil dengan sempurna. Yamata no Orochi meneguk semua sake yang disiapkan dan segera mabuk hingga tertidur dengan mendengkur keras. Memanfaatkan kesempatan itu, Susanoo mulai menebas kepala monster tersebut satu per satu.

Saat ia sedang menebas, terdengar suara keras "kaching!", dan pedangnya tiba-tiba patah.

"Sepertinya ada sesuatu yang sangat keras di dalam tubuh Yamata no Orochi," pikirnya.

Ketika ia memeriksa lebih lanjut, di dalam tubuh monster itu terdapat sebuah pedang yang tajam dan berkilauan seperti es.

"Belum pernah aku melihat pedang seindah ini," gumam Susanoo kagum.

Ia kemudian memutuskan untuk mempersembahkan pedang itu kepada Amaterasu, mungkin sebagai bentuk penebusan atas kesalahannya di Takamagahara.

Pedang ini kemudian dikenal sebagai Kusanagi no Tsurugi (Pedang Kusanagi), yang menjadi salah satu dari Tiga Pusaka Keramat Jepang (Sanshu no Jingi) yang diwariskan oleh keluarga Kekaisaran Jepang hingga kini.

Setelah mengalahkan Yamata no Orochi dan menikahi Kushinadahime, Susanoo membangun kediamannya di Izumo dan memulai kehidupan baru. Wilayah ini kaya akan pasir besi dan dikenal dengan keindahan alamnya. Kehidupan barunya bersama Kushinadahime membawa kedamaian bagi hati Susanoo yang sebelumnya penuh kegelisahan.

Poin Penting dalam Kisah Susanoo dan Yamata no Orochi

Wilayah Izumo di Prefektur Shimane merupakan salah satu lokasi paling penting dalam Kojiki, yang masih menyimpan banyak misteri. Sebelum Kojiki disusun, masyarakat Izumo diperkirakan telah menyembah gunung yang berbentuk seperti ular sebagai dewa, serta menggunakan air dari gunung tersebut untuk bercocok tanam. Mereka juga mempersembahkan sake di altar untuk memohon panen yang melimpah.

Oleh karena itu, beberapa orang berpendapat bahwa kisah Susanoo mengalahkan Yamata no Orochi melambangkan upaya untuk menghapus kepercayaan lokal yang sudah ada dan menyatukan Jepang di bawah sistem yang baru.

Ada juga teori lain yang mengaitkan cerita ini dengan perdagangan antara Izumo dan Tiongkok. Izumo, yang terletak di pesisir Laut Jepang, memiliki hubungan dagang dengan Tiongkok pada masa itu. Beberapa orang percaya bahwa perselisihan mungkin terjadi antara masyarakat lokal dan awak kapal dagang dari Tiongkok. Diperkirakan kapal-kapal Tiongkok memiliki hiasan berbentuk ular di haluan mereka, serta membawa banyak pedang perunggu. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi mitos tentang Yamata no Orochi dan pedang yang ditemukan di dalam tubuhnya.

Salah satu daya tarik utama Kojiki adalah bahwa meskipun berisi mitologi, kisah-kisah di dalamnya sering kali dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah yang mungkin benar-benar terjadi.

Dalam kisah Yamata no Orochi, Susanoo digambarkan mengalami perubahan besar dalam kepribadiannya. Ia yang sebelumnya hanya bertindak untuk dirinya sendiri, kini menunjukkan keberanian untuk melindungi orang lain. Sebagai seseorang yang telah ditinggalkan oleh ayahnya, Izanagi, dan diusir oleh kakaknya, Amaterasu, Susanoo selama ini hidup dalam kesendirian. Namun, melalui kisah ini, ia belajar untuk bertanggung jawab dan tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik.

Dari keputusan Susanoo untuk menetap di Izumo dan menjalani kehidupan baru, kita dapat menangkap pesan bahwa "hidup selalu bisa dimulai kembali, kapan pun kita mau."

Wilayah yang Berkaitan

Sungai Hii (斐伊川, Hii-kawa)

Sungai yang mengalir melalui Dataran Izumo di Prefektur Shimane. Tempat ini diyakini sebagai lokasi pertama di mana Susanoo turun ke Ashihara no Nakatsukuni setelah diusir dari Takamagahara. Sungai Hii dikenal sebagai sungai liar yang sering meluap sejak zaman kuno, sehingga ada teori yang menyatakan bahwa sungai ini sendiri mungkin menjadi inspirasi bagi sosok Yamata no Orochi.

Amaterasu dan Susanoo adalah dua dewa paling populer dalam Kojiki. Dalam tulisan ini, kita telah membahas kisah "Amaterasu bersembunyi di Gua Amano-Iwato" dan "Susanoo mengalahkan Yamata no Orochi". Dengan membayangkan pesan yang tersembunyi dalam kisah-kisah ini, kita dapat lebih menikmati Kojiki.

Pada kesempatan berikutnya, kita akan memasuki kisah Ōkuninushi, keturunan Susanoo. Nantikan cerita selanjutnya!

👉 Baca Kojiki (Yahoo! Shopping)

  • Nihon no Shinwa ① Ama no Iwato oleh Ayako Nishino, Hikuma no Shuppan

  • Nihon no Shinwa ② Yamata no Orochi oleh Ayako Nishino, Hikuma no Shuppan
  • Nihon no Shinwa ③ Inaba no Shiro Usagi oleh Ayako Nishino, Hikuma no Shuppan
  • Nihon no Shinwa ④ Chi no Soko no Kuni oleh Ayako Nishino, Hikuma no Shuppan
  • Nihon no Shinwa ⑦ Konohanasakuya-hime oleh Ayako Nishino, Hikuma no Shuppan
  • Nihon no Shinwa ⑩ Yamato Takeru oleh Ayako Nishino, Hikuma no Shuppan
  • Zukai Ichiban Yasashii Kojiki no Hon oleh Yūji Sawabe, Saisu-sha
  • Omoshiroi Hodo Yoku Wakaru Kojiki oleh Kamiya Rekishi Henshūbu, Seitō-sha
  • Nihon no Shinwa oleh Junichi Yoda, Kōdansha Aoi Tori Bunko
  • Nihon no Shinwa oleh Miyoko Matsutani, Nora Shoten
  • Nihon no Kamisama Ezu-kan 2: Mijika ni Iru Kamisama oleh Minerva Shobō
  • Nihon no Kamisama Ezu-kan 3: Kurashi o Mamoru Kamisama oleh Minerva Shobō

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend