Masakan nabemono (hidangan hotpot) adalah makanan khas Jepang yang sering dinikmati dari musim gugur hingga musim dingin. Dengan mengelilingi satu panci bersama pada malam yang dingin, tidak hanya tubuh yang menjadi hangat, tetapi juga suasana kekeluargaan semakin akrab, memberikan kehangatan di hati.
Di seluruh Jepang, terdapat banyak jenis masakan nabemono yang unik dan penuh karakter. Kali ini, kami memperkenalkan 9 jenis nabemono pilihan. Kami juga menyertakan saus yang cocok, waktu memasukkan bahan, hingga cara membuat shime (hidangan penutup setelah makan nabemono), sehingga Anda bisa menjadikannya referensi.
* Jika Anda membeli atau membuat reservasi untuk produk yang diperkenalkan dalam artikel, sebagian dari penjualan akan dapat dikembalikan ke FUN! JAPAN.
👉 Nabe no Kuni JAPAN 2025 in Jingu Gaien VIP Dome Advance Reservations
Sejarah dan Perkembangan Nabemono yang Terus Berkembang
Asal-usul masakan nabemono diperkirakan berasal dari zaman Jomon (sekitar 14.000 SM – 1.000 SM), ketika alat keramik ditemukan. Pada saat itu, makanan diambil dari panci dan dinikmati di mangkuk masing-masing, berbeda dengan gaya makan nabemono seperti sekarang. Tradisi "menikmati panci bersama" mulai berkembang dari zaman Edo (1603–1868) hingga zaman Meiji (1868–1912) dengan munculnya hidangan shippoku.
Pada zaman Edo, di daerah perkotaan, penggunaan kompor portabel (shichirin) memungkinkan untuk memasak dan menikmati makanan langsung dari panci. Pada zaman Meiji, pelarangan makan daging dicabut, dan konsumsi daging dianjurkan, sehingga terjadi tren besar-besaran konsumsi daging sapi melalui hidangan gyunabe. Saat ini, terdapat lebih dari 100 jenis nabemono di Jepang, mencakup hidangan lokal Jepang hingga hotpot internasional seperti huoguo (China) dan jjigae (Korea).
9 Nabemono Khas Daerah di Jepang yang Dicintai Warga Lokal
Masakan tradisional dari setiap daerah di Jepang berkembang dengan kuat berdasarkan iklim dan budaya setempat. Nabemono, khususnya yang dinikmati pada musim gugur dan musim dingin, adalah kekayaan kuliner lokal. Akhir-akhir ini, pengembangan nabemono baru juga menarik perhatian sebagai bagian dari upaya revitalisasi daerah.
【Hokkaido】Ishikari Nabe
Ishikari Nabe adalah hidangan khas Hokkaido yang menggunakan salmon segar dimasak dalam sup miso. Hidangan ini berasal dari wilayah Ishikari, di mana para nelayan lokal menikmatinya untuk merayakan tangkapan besar. Pada tahun 1940-an, hidangan ini mulai disajikan kepada wisatawan dan kemudian menjadi makanan khas Hokkaido yang dikenal luas di seluruh Jepang.
Ciri khas Ishikari Nabe adalah rasa kental dan kaya yang cocok untuk daerah dingin. Bahan yang digunakan bervariasi, tetapi bawang bombai dan kubis adalah pilihan umum. Penambahan lada Sansho, telur salmon (ikura), atau mentega dapat memberikan variasi rasa. Kulit salmon yang kaya kolagen juga dikatakan baik untuk kecantikan.
👉 Mangkuk Nasi Ishikari Nabe dan Pengalaman Makan Ishikari Nabe di Tempat Kelahirannya (Hokkaido)
【Akita】Kiritanpo Nabe
Kiritanpo Nabe adalah hidangan nabemono khas yang berasal dari wilayah Odate dan Kazuno di Prefektur Akita. Hidangan ini dibuat dengan menggunakan kiritanpo (nasi yang ditumbuk, dibentuk menjadi batang, lalu dipanggang) yang dimasukkan ke dalam panci. Awalnya, hidangan ini dibuat oleh para pekerja hutan dan sering dinikmati selama musim panen padi baru. Di wilayah utara Akita, kiritanpo nabe menjadi makanan yang disajikan untuk menghormati kerja keras setelah panen, sementara di Kota Odate, hidangan ini menjadi bagian penting dalam menjamu tamu.
Bahan utama yang menonjol dalam hidangan ini adalah ayam Hinai Jidori, salah satu dari tiga ayam terbaik di Jepang bersama Nagoya Cochin dan Satsuma Jidori. Tekstur dagingnya yang lembut dan rasa umaminya yang kaya semakin memperkaya cita rasa dari kiritanpo nabe.
【Ibaraki】Ankou Nabe
Ankou Nabe adalah hidangan musim dingin yang telah dikenal sejak zaman Edo dan menjadi masakan khas Prefektur Ibaraki, di mana ikan monkfish (ankou) sering ditangkap. Ikan ini dikenal sebagai "ikan tanpa limbah" karena semua bagiannya dapat dimakan, termasuk daging, hati, kulit, sirip, dan insang.
Kuah ankou nabe biasanya dibuat dengan tiga variasi: berbasis kecap, miso, atau mizutaki (kaldu sederhana). Bagian hati ikan monkfish, yang dikenal sebagai salah satu dari "tujuh bagian berharga" ikan ini, sering dicampurkan ke dalam kuah untuk menciptakan rasa yang lebih kaya dan mendalam.
👉 【Tur Sehari Bus Ibaraki】Nikmati Ankou Nabe Musim Dingin, Pemandangan Gerbang Torii, dan Kunjungan ke Kuil Pembawa Keberuntungan.
【Tokyo】Dojo Nabe
Dojo Nabe adalah hidangan nabemono yang telah dicintai sejak zaman Edo sebagai masakan rakyat. Pada masa itu, daging hewan berkaki empat dilarang, sehingga ikan dojo (jenis ikan kecil seperti belut) menjadi alternatif murah dan bergizi tinggi. Ikan ini dimasak hingga tulangnya menjadi lunak, sehingga seluruh nutrisinya dapat dimakan.
Metode memasak dan bahan tambahan menciptakan berbagai jenis hidangan, seperti, Maru Nabe, dimana ikan dojo dimasak utuh tanpa dibelah. Nuki Nabe, dimana ikan dojo dibelah dan dimasak bersama burdock. Dan kemudian, Yanagawa Nabe, dimana ikan dojo dan burdock dimasak dengan kuah manis (warishita) dan disajikan dengan telur kocok.
👉 【Reservasi di Tabelog】Kunjungi restoran tradisional Komagata Dozeu di Tokyo
【Tokyo】Chanko Nabe
Chanko Nabe adalah hidangan nabemono yang mulai populer pada zaman Meiji, khususnya di kalangan pegulat sumo untuk membantu membangun tubuh mereka. Hidangan ini kaya akan nutrisi, terdiri dari ayam, sayuran, dan makanan laut yang dimasak dalam kaldu. Ciri khasnya adalah rasa dari kaldu yang menyerap ke dalam bahan-bahan, menciptakan hidangan yang lezat dan bergizi.
Pada masa lalu, daging dari hewan berkaki empat seperti sapi dan babi dihindari karena alasan kepercayaan, sehingga chanko nabe sering menggunakan ayam. Kaldu yang digunakan bervariasi tergantung pada tradisi di setiap heya (asrama sumo), termasuk kaldu ayam kecap, bawang putih asin, hingga kombinasi rumput laut dan katsuobushi. Saat ini, chanko nabe telah diadaptasi untuk disajikan di restoran dan rumah tangga dengan berbagai variasi.
👉 Pengalaman di Asakusa: Saksikan pertunjukan sumo dan nikmati Chanko Nabe di Tokyo.
【Hiroshima】Kaki no Dotenabe
Kaki no Dotenabe adalah hidangan khas dari Prefektur Hiroshima yang menggunakan tiram sebagai bahan utama, salah satu produk unggulan daerah ini. Ciri khasnya adalah miso yang dilapisi pada bagian dalam panci menyerupai tepian, sementara tiram dan sayuran dimasak di bagian tengah panci. Saat miso perlahan larut ke dalam sup, rasa hidangan akan berubah secara bertahap, menciptakan perpaduan rasa miso dan umami tiram yang kaya.
Selain tiram sebagai bahan utama, hidangan ini juga dilengkapi berbagai bahan seperti sawi putih, jamur, konnyaku, dan tahu. Semua bahan ini menyerap rasa sup, sehingga hidangan tetap nikmat hingga suapan terakhir.
【Hiroshima】Lemon Nabe
Lemon Nabe adalah hidangan khas baru dari Hiroshima yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Hidangan ini diciptakan untuk mempromosikan Hiroshima Lemon, lemon dengan produksi terbesar di Jepang. Sup berbasis kaldu kombu atau paitan dimasak dengan ayam, makanan laut, dan sayuran, lalu dihiasi dengan irisan lemon.
Selain tampilannya yang menarik, rasa segar dan asam lemon membantu menghilangkan bau amis dari daging dan ikan. Lemon yang kaya akan asam sitrat dan vitamin C juga memberikan manfaat pemulihan kelelahan, menjadikan Lemon Nabe sebagai pilihan sehat yang cocok untuk orang dengan gaya hidup sehat, serupa dengan Tomato Nabe atau Soy Milk Nabe.
【Fukuoka】Motsunabe
Ada berbagai teori tentang asal-usul Motsunabe, tetapi hidangan ini diyakini mulai populer di Fukuoka setelah Perang Dunia II. Pada masa itu, para pekerja tambang dari Semenanjung Korea membawa budaya memasak bagian jeroan sapi yang sebelumnya dibuang di Jepang. Budaya ini menyebar di Fukuoka, dan pada tahun 1990-an, Motsunabe menjadi terkenal secara nasional setelah populer di Tokyo pasca-krisis ekonomi.
Motsunabe biasanya dibuat dengan jeroan sapi yang dimasak dalam sup berbasis kecap atau miso, ditambah bawang kucai, kubis, tahu, dan bawang putih. Kombinasi aroma bawang putih dan tekstur kenyal dari jeroan sangat disukai, terutama di kalangan wanita yang ingin mengonsumsi kolagen.
👉 Lihat Peringkat TOP 20 Restoran Motsunabe Populer di Tabelog
【Fukuoka】Mizutaki
Mizutaki adalah hidangan nabemono khas Fukuoka yang terdiri dari daging ayam yang direbus bersama tulang hingga menghasilkan kaldu yang kaya. Sayuran ditambahkan ke dalam sup ini dan biasanya dinikmati dengan saus ponzu atau yuzu kosho. Hidangan ini merupakan perpaduan budaya masakan Tiongkok, sup ala Barat seperti konsomé, dan tradisi kuliner Jepang, yang berkembang menjadi bentuk khas Fukuoka.
Mizutaki dapat dinikmati sepanjang tahun dengan berbagai jenis sayuran musiman. Hidangan ini sangat populer dalam acara tradisional seperti Hakata Gion Yamakasa, di mana ayam digunakan untuk membantu pemulihan stamina. Kaldu paitan dari ayam yang direbus dengan perlahan menghasilkan rasa umami yang kaya dan sangat cocok untuk menghangatkan tubuh selama musim dingin.
Tips Menyempurnakan Hidangan Nabemono di Rumah
Untuk menikmati hidangan nabemono di rumah, persiapkan berbagai jenis saus celup dan atur waktu memasukkan bahan ke dalam panci. Dengan sedikit usaha tambahan, Anda bisa menciptakan pengalaman kuliner yang setara dengan restoran.
Nikmati Variasi Saus Celup untuk Hidangan Nabemono
Saus ponzu
Rasa asam segar dari jeruk dengan aroma kecap memberikan cita rasa ringan, sempurna untuk menetralisir lemak dari bahan yang kaya minyak.
Goma dare
Saus berbasis wijen dengan rasa manis dan gurih, populer untuk hidangan seperti shabu-shabu. Tekstur kentalnya menciptakan rasa lembut yang kaya.
Negi shio lemon dare
Cocok untuk bahan yang berminyak. Kombinasi rasa asin dan asam dengan aroma daun bawang menciptakan aksen rasa yang menyegarkan.
Ume shiso dare
Rasa asam dari plum dan aroma segar dari shiso menciptakan rasa ringan yang membantu meningkatkan nafsu makan tanpa membuat perut terasa penuh.
"Shime" adalah Puncak Kenikmatan Hidangan Nabemono
Berbahan dasar nasi (zosui atau risotto)
Tambahkan nasi ke dalam sisa sup, masukkan telur kocok, dan taburi daun bawang atau rumput laut kering untuk hasil akhir. Tambahkan keju untuk rasa yang lebih lembut dan creamy.
Mie (ramen, udon, atau pasta)
Mi akan menyerap rasa sup dengan sempurna. Cukup rebus sebentar, dan Anda akan mendapatkan hidangan lezat yang sederhana.
Mochi
Mochi yang menyerap sup akan menjadi lembut dan kenyal, menciptakan rasa yang mengenyangkan serta tekstur yang unik.
Soun (spring vermicelli)
Soun menyerap sup secara maksimal dan memiliki tekstur licin yang menyegarkan. Karena rendah kalori, ini cocok bagi mereka yang sedang diet.
Waktu Menambahkan Bahan Memengaruhi Rasa
Sebelum menyalakan api: Bahan penghasil kaldu dan sayuran akar
Daging, ikan, atau bahan yang menghasilkan umami akan memperkaya rasa sup. Sayuran akar seperti wortel atau lobak membutuhkan waktu lebih lama untuk matang, sehingga sebaiknya dimasukkan lebih awal dan direbus perlahan.
Saat sup mulai mendidih: Jamur, tahu, dan daging
Bahan seperti jamur dan tahu dapat hancur jika terlalu lama dimasak, sementara daging membutuhkan waktu agar matang sempurna. Tambahkan bahan ini dengan memerhatikan tingkat kematangannya.
Sesaat sebelum makan: Sayuran berdaun hijau
Sayuran hijau cepat matang, jadi masukkan terakhir untuk mempertahankan tekstur renyah dan segar.
Gunakan Sup Nabemono Instan untuk Mendapatkan Rasa ala Restoran
Berbagai jenis sup nabemono instan tersedia di pasaran. Jika bingung memilih rasa, cobalah produk yang dikembangkan oleh restoran terkenal.
👉 [Yahoo! Shopping] Beli Kit Yuzu Shio Nabe dari Toko Resmi AFURI (Termasuk Shime Ramen)
👉 [Yahoo! Shopping] Paket 5 Varian Sup Nabemono dari Daisho (Dikembangkan oleh Restoran Ternama)
👉 [Yahoo! Shopping] Sup Akakara Nabe No. 3 (Jenis Cair, 720g × 5 Kantong)
👉 [Yahoo! Shopping] Sup Nabemono Keju Kari dari CoCo Ichibanya (750g × 5 Kantong)
Comments