Saya menyukai pacar sahabat saya. Inisudah bisa disebut selingkuh ya.
Dalam agama Buddha, ini disebut "jain/邪淫". Mempunyai arti jahat, tidak patut. Kedengarannya terlalu vulgar.

Ada deskripsi dalam cerita yang disebut Chu Agonkyo bahwa "Ketidaksenonohan pasti akan diterima kembali dengan buruk di waktu sekarang dan waktu mendatang." Mempunyai arti bahwa mereka yang berselingkuh akan menerima imbalan buruk tidak hanya di dunia ini tetapi juga di dunia berikutnya.

Juga, berikut adalah salah satu contoh kasus "Saya tidak puas dengan istri saya, jadi saya bermain api dengan wanita lain dan berinteraksi dengan istri orang lain. Ini adalah pintu gerbang kehancuran" ("Stutanipata" 106) Keduanya adalah kata-kata Buddha.

Jika melakukan hal buruk, apanya yang tidak boleh?

Di sisi lain, Shinran Seijin, pendiri Jodo Shinshu, telah mewariskan kata-kata seperti berikut:"Waga kokoro no yokute kokoro sanu ni ha arazu. Mata gaiseji to omofutomo, hyaku-nin, sen-nin wo korosu koto mo aru beshi” -> (Tannisho)
Pikiranmu baik bahwa membunuh mahluk-Nya itu tidak bagus. Walau kamu tidak berniat untuk membunuh, tapi jika kamu didorong ke situasi ke seperti itu kemungkinan tetap ada untuk membunuh seratus bahkan seribu mahluk,.

Terima konsekwensi dan bersiaplah dengan resikonya jika kamu melakukan hal-hal buruk

Tak terasa tergoda untuk melakukannya walau di benakmu tahu bahwa itu tidak baik dilakukan. Hubungan yang buruk juga disebut hubungan, tetapi tergantung pada pertemuan seperti apa, hal buruk dapat dilakukan.
Benakmu mengerti bahwa itu salah. Karena itu kamu mengerti bahwa itu tidak boleh dilakukan. Tapi tak bisa dihindari untuk melakukannya bahkan tidak bisa menghentikannya. Sebaiknya apa yang mesti dilakukan?

Dengan tidak bisa menghentikannya walau itu salah, apa boleh buat karena manusia tidak selalu sempurna. Akan tetapi setiap tindakan yang diambil akan selalu menghasilkan sesuatu.

Dilarang menyeberang jalan saat lampu merah.
Dilarang menyetir saat mabuk minuman keras.
Dilarang membawa barang seenaknya jika belum membayar.

Setiap orang pun mengerti. Tapi siapapun yang terlanjur melakukannya, harus siap dengan resiko yang akan diterima.

Resiko mati jika menyeberang jalan di lampu merah.
Resiko membunuh jiwa seseorang jika menyetir dalam keadaan mabuk.
Resiko masuk penjara jika melakukan kejahatan.

Artinya begitu. Sama halnya dengan selingkuh.

Bukan sebuah dosa jika menyukai seseorang. Tidak akan ada yang menghakimi. Akan tetapi, jika melakukan perselingkuhan, harus siap juga dengan segala resikonya. Akan masuk neraka, atau akan sengsara di waktu berikutnya, yang ada hanyalah kehancuran.

Setelah memahami akhir perselingkuhan, hadapi hatimu dan berikan jawabannya.