Berbeda dengan hantu atau arwah, yang biasanya tembus pandang atau tidak berwujud, Yokai punya wujud, sekalipun biasanya tidak terlihat dengan mata telanjang. Yokai bisa jadi juga sesuatu yang mampu berubah wujud menjadi bentuk yang menyembunyikan kemampuan sebenarnya. Hari ini kita akan melihat lebih jauh mengenai Yokai yang hidup dalam wujud manusia, seperti vampir!
Artikel sebelumnya:
Cerita horor Jepang tengah malam di musim panas, edisi hantu dan legenda rakyat
Series Horor & Misteri Vol. 1: Fenomena di Jepang
Series Horor dan Misteri Vol. 2: Obon dan asal muasal
Series Horor & Misteri Vol. 3: Kejadian Aneh Saat Obon
Series Horor & MIsteri Vol. 4: Misteri Aokigahara : “Lautan Pohon”
Series Horor & Mister Vol. 5; Kengerian Aokigahara Episode 1
Horror & Mystery Series Vol. 6: Kengerian Aokigahara Episode 2
Horror & Mystery Series Vol. 7: Bersatunya Izanagi dan Izanami
Series Horor & Misteri Vol. 8: Perpisahan Izanagi dan Izanami
Rokurokubi (ろくろ首)
Rokurokubi (ろくろ首) katanya mempunyai wujud manusia biasa di siang hari, tetapi waktu malam tiba, kepalanya akan melayang dan tersambung ke lehernya dengan benang putih panjang layaknya leher yang sangat panjang. Kisah ini bermulai di zaman Edo, pertama kali dikatakan kalau benang putih itu melambangkan hubungan antara raga dan jiwa (kepala sebagai jiwa), tetapi sering disalahartikan sebagai leher yang memanjang. Karena itu di zaman sekarang, Rokurokubi lebih sering digambarkan dengan interpretasi modern dibandingkan berdasar pada dongeng dari zaman dulu.
Asal muasal Rokurokubi: Nukekubi (抜け首)
Sebelum Rokurokubi dikenal di zaman Edo, ada kisah yang lebih tua lagi yang menceritakan mengenai Nukekubi (kepala lepas). Cerita paling tua tentang Nukekubi berawal dari tahun 1663 yang menggambarkan Nukekubi sebagai jiwa yang terpisah dari tubuh seorang wanita, kemudian bentuk jiwanya berubah menjadi kepala, lepas dan melayang di malam hari ketika tubuhnya tidur. Cerita ini tetapi tidak mengatakan kalau kepalanya betul-betul terpisah dari tubuh. Cerita ini hanya mengatakan kalau kepala melayang wanita ini dilihat seorang laki-laki, dan dia kemudian mengejar kepala itu dengan membawa pedang. Wanita itu kemudian terbangun karena katanya dia mimpi buruk di mana seorang laki-laki dengan pedang mengejarnya. Jadi unsur tubuh tanpa kepala itu sendiri tidak pernah ada dalam kisah lama.
Setelah rokurokubi menjadi lebih terkenal daripada nukekubi, rokurokubi digambarkan dengan sesuatu yang berwarna putih dan tebal muncul dari dadanya, menyembunyikan kepalanya yang sebenarnya dengan leher yang sangat panjang.
Dipengaruhi kisah dan dongeng dari negara lain
Karena cerita ini dulu muncul ketika Jepang mengadakan perdagangan dengan Cina dan negara-negara Asia Tenggara, kisah nukekubi dipercaya menerima pengaruh dari cerita-cerita negara lain. Ketika Jepang menutup diri di zaman Edo, kisahnya lama kelamaan berubah menjadi rokurokubi.
Di Cina ada yang disebut hitoban (飛頭蛮) atau barbar tanpa kepala. Kepalanya bisa lepas dan kuping mengepak seperti sayap dan hantu ini sering makan serangga. Ada juga rakutō (落頭) yang kepalanya juga bisa lepas dan melayang, tetapi kupingnya tidak mengepak.
Di negara-negara Asia Tenggara juga terdapat yokai yang serupa, seperti Palasik, Kuyang dan Leak di Indonesia, lalu ada Pananggalan di Malaysia, dan juga ada Krasue di Thailand. Tidak seperti rakutō atau nukekubi, organ dalam makhluk-makluk ini masih tersambung dengan kepala melayangnya. Biasanya makhluk seperti ini pergi mencari darah bayi yang baru lahir. Di Thailand, pasangan Krasue adalah Krahang (laki-laki), mirip dengan Manananggal di Filipina (tetapi Manananggal perempuan). Bagian atas tubuh Manananggal, termasuk dadanya terlepas dari bagian bawah tubuhnya dan sepasang sayap yang mirip sayap kelelawar tumbuh dari tubuhnya. Dalam penggambaran modern, Krahang tidak melepaskan bagian tubuh tetapi mampu terbang dengan sayap yang terbuat dari peralatan dapur.
Penyebab: penyakit atau karma
Dalam kisah-kisah awal nukekubi diceritakan kalau kepalanya tidak benar-benar terlepas dari tubuh, tetapi karena penyakit tertentu, jiwanya terlepas dari tubuh ketika tidur dan terlihat kepada orang-orang di sekitar sebagai kepala melayang. Walaupun sebagian besar cerita menceritakan nukekubi sebagai seorang perempuan, ada juga cerita mengenai laki-laki di Shousai Hikki (蕉斎筆記). Laki-laki ini mengatakan kalau penyakit ini umum di kampung halamannya, Provinsi Shimosa (Prefektur Chiba di zaman modern).
Kisah-kisah belakangan menggambarkan nukekubi atau rokurokubi dengan luka berbentuk cincin di seputar lehernya. Ada juga beberapa desa di Gunung Yoshino di mana semua penduduknya selalu mengenakan syal.
Di zaman Edo kemudian juga ada beberapa cerita yang menyatakan kalau rokurokubi sebenarnya adalah sebuah penyakit, dengan mengambil contoh sebuah bordil di Yoshiwara di mana leher seorang perempuan di sana akan memanjang (walaupun tidak terlalu panjang) ketika dia tidur. Kisah ini mengatakan kalau hati perempuan itu menjadi goyah.
Banyak cerita juga menyatakan kalau seseorang bisa menjadi nukekubi atau rokurokubi akibat karma (amal dan balasan amal). Di banyak kisah di Asia Tenggara, kepala melayang dengan organ tersambung dipercaya berasal dari mereka yang mempraktikan sihir hitam dan sihir ini sendiri yang mengubah mereka, mengutuk mereka menjadi makhluk kanibal yang menyeramkan. Kisah-kisah belakangan menyebutkan hal ini sebagai kutukan yang melibatkan obat yang dibuat dengan sihir hitam, seperti minyak khusus yang dioleskan di sekitar leher atau juga ludah dari makhluk itu sendiri.
Di zaman Edo dulu ada sebuah kisah mengenai seorang penjaga hotel yang membunuh seorang perempuan untuk mencuri uangnya. Dan ketika dia membuka hotelnya, anak perempuannya terlahir sebagai rokurokubi. Anak perempuannya kemudian menikah dengan seorang biksu yang kabur dari kuil, tetapi perempuan itu kemudian tumbang karena penyakit. Biksu itu lalu membunuh istrinya ketika mereka kehabisan uang. Ketika biksu yang sama pergi sebuah hotel dan tidur Bersama seorang wanita yang dia temui di sana, leher perempuan itu kemudian memanjang dan wajahnya berubah menjadi wajah istrinya yang dia bunuh. Wajah itu juga menyampaikan semua kemarahannya. Merasa menyesal, biksu itu kembali dan menceritakan semuanya kepada ayah dari istri, Penjaga hotel itupun juga menceritakan masa lalunya kepada biksu tersebut. Biksu itu kemudian kembali kuil dan membangun sebuah kuburan untuk istrinya.
Komentar
Salah satu hal menarik mengenai makhluk gaib atau yokai seperti ini adalah ceritanya hanya ada di Asia Timur dan Tenggara, dengan satu cerita yang mirip tentang Chonchon di Amerika Selatan. Kemudian dalam semua cerita, makhluk ini terlihat seperti orang biasa di siang hari. Sebaliknya dalam kisah-kisah barat digambarkan hantu tanpa kepala, bukan kepala melayang, dan bukan juga orang hidup biasa.
Yang paling dekat adalah vampir modern yang bisa terlihat seperti orang biasa tetapi takut dengan cahaya matahari (mungkin supaya tidak ketahuan, sama seperti rokurokubi yang mengenakan syal untuk menyembunyikan luka di leher). Tapi siapa yang tahu, mungkin semua kisah ini berasal dari makhluk yang sama, yang kemudian berubah karena pengaruh kepercayaan lokal dan berakhir sebagai makhluk-makhluk yang kita tahu sekarang.
Comments