Dos and Don’ts: 10 Etika saat berkunjung ke rumah orang Jepang

Dos and Don’ts: 10 Etika saat berkunjung ke rumah orang Jepang

Mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh saat berkunjung ke rumah orang Jepang, terutama untuk yang baru pertama kali, bisa membuat kunjungan itu tidak terlalu mengkhawatirkan dan lebih menyenangkan. Dos and don’ts di artikel ini mungkin bisa membantumu memahami budaya Jepang lebih jauh dan juga kebiasaan tidak tertulis yang sering dimiliki orang Jepang.

Datang tepat pada waktunya

Datang tepat pada waktunya

Jepang dikenal dengan budaya tepat waktu yang lebih ketat dibandingkan negara-negara lain. Tapi, datang terlalu awal juga dianggap hal yang tidak sopan terhadap tuan rumah. Karena pada saat itu, ada kemungkinan kalau mereka masih sedang memasak atau mempersiapkan kedatanganmu. Dan, tentu saja datang terlambat adalah hal yang lebih tidak sopan lagi. Jadi, lebih baik beritahu mereka kalau kamu terlambat lebih dari 10 menit.

Jangan mengajak teman tanpa bertanya kepada tuan rumah

Kalau kamu mau membawa teman, lebih baik kamu bertanya dulu sebelumnya. Datang dengan teman tanpa bertanya dianggap tidak menghormati tuan rumah. Mereka memang tidak akan menolak temanmu. Tapi, hal itu akan merepotkan dan menyebabkan masalah yang sangat dibenci oleh tuan rumah, misalnya pengaturan tempat duduk atau kurangnya makanan dan minuman.

Jangan mengajak teman tanpa bertanya kepada tuan rumah

Katakanlah, “Ojyama shimasu”

“Ojyama shimasu” adalah kata-kata yang biasa diucapkan oleh tamu kepada tuan rumah, yang mengisyaratkan tamu memasuki tempat mereka. Artinya secara literal adalah “saya akan mengganggu”. Tentu saja, kata-kata ini tidak digunakan dengan maksud untuk mengganggu tuan rumah dengan sengaja. Ucapan ini menunjukkan apresiasi kamu karena diundang ke rumah dan juga mengakui bahwa kedatanganmu mungkin bisa mengganggu mereka. Tunjukkan respekmu kepada tuan rumah dengan mengucapkannya tepat saat kamu memasuki rumah mereka.

Katakanlah, “Ojyama shimasu”

Jangan masuk ke dalam ruangan saat masih memakai sepatu

Seperti telah disebutkan di artikel tentang genkan, hampir semua rumah di Jepang mempunyai genkan (area pintu masuk) tepat setelah kamu membuka pintu rumah. Di sana kamu akan menyapa tuan rumah dan melepas sepatumu sebelum masuk ke dalam ruangan. Sebagai bentuk kesopanan, balik sepatumu sehingga bagian depannya menghadap ke arah pintu. Ini akan membuat memakai sepatu jadi lebih mudah dan lancar saat kamu pulang.

Jangan masuk ke dalam ruangan saat masih memakai sepatu

Pakailah stocking atau kaos kaki

Meskipun itu semua tergantung sedekat apa hubunganmu dengan tuan rumah, tapi pada dasarnya, sebaiknya kamu tidak berkunjung dengan hanya memakai sandal dan bertelanjang kaki. Masuk ke rumah orang dengan bertelanjang kaki di Jepang, sama saja artinya dengan membawa debu ke dalam rumah orang lain. Sebaiknya wanita mengenakan stocking dan pria memakai kaos kaki. Dan juga, sebaiknya tidak memakai sepatu boots. Itu akan menyulitkan atau menghabiskan banyak waktu saat memakai atau melepas boots tersebut. Wanita juga sebaiknya tidak memakai rok yang ketat karena akan sulit untuk duduk di lantai atau sofa empuk.

Pakailah stocking atau kaos kaki

Bawalah temiyage atau oleh-oleh

Dalam budaya Jepang, tamu membawa oleh-oleh untuk tuan rumah adalah hal yang biasa. Oleh-oleh ini disebut temiyage atau omiyage. Temiyage bisa diartikan secara literal menjadi “hadiah tangan”. Seringnya, hadiah-hadiah ini terdiri dari barang-barang kecil, seperti kue-kue untuk cemilan, dll. Tidak ada aturan ketat terkait dengan isi hadiahnya dan akan lebih baik jika hadiah itu dibungkus rapi dengan kertas kado. Karena itulah, kebanyakan toko di Jepang menyediakan servis bungkus kado untuk mengimbangi kebiasaan ini.

Bawalah temiyage atau oleh-oleh

Terimalah jika ditawari minum

Biasanya tuan rumah akan menawarkan minum. Ini juga bagian dari budaya Jepang untuk memberikan penyambutan yang hangat kepada tamu-tamunya. Terimalah minuman itu dengan sopan dan apresiasilah tuan rumah yang menemanimu. Kamu juga mungkin akan ditawari cemilan. Dan bila temiyage yang kamu bawa adalah kue-kue cemilan, biasanya mereka akan menghidangkannya bersama minuman.

Jangan duduk sampai mereka mempersilakan kamu untuk duduk

Setelah diantarkan ke ruang tengah, sebaiknya kamu tetap berdiri sampai mereka menunjukkan di mana kamu duduk. Setiap rumah memiliki anggota keluarga dengan tempat duduk “spesial” mereka masing-masing. Jadi, kamu tidak bisa duduk di mana pun kamu mau. Sebaiknya bertanya dimana kamu boleh duduk atau tunggu sampai mereka menunjukkan tempat dudukmu.

Jangan duduk sampai mereka mempersilakan kamu untuk duduk

Jangan mengabaikan sandal toilet

Meskipun kebiasaan ini berbeda di setiap rumah, beberapa rumah memilih untuk punya sandal khusus toilet. Jika kamu melihat sepasang sandal di toilet, jangan berpikir ada orang yang tidak sengaja meninggalkannya di sana. Kemungkinan besar sandal itu digunakan khusus untuk di dalam toilet. Gantilah sandalmu dengan sandal toilet saat kamu masuk ke dalam toilet.

Jangan mengabaikan sandal toilet

Jangan mengabaikan pertanda yang menyiratkan waktu yang tepat untuk pulang

Jepang adalah negara konteks tinggi. Bisa membaca suasana dan memahami hal-hal tersirat adalah sesuatu yang umumnya diharapkan. Komunikasi nonverbal juga harus dihormati di Jepang. Pada umumnya di budaya belahan dunia mana pun, tuan rumah memang tidak akan secara langsung meminta tamunya untuk pulang. Tapi, orang Jepang akan lebih tidak enak hati untuk mengucapkan sesuatu yang menyiratkan sudah waktunya tamu untuk pulang.

Kamu mungkin pernah mendengar sebelumnya. Di Kyoto, apabila tuan rumah menghidangkan tamunya ochazuke, alias nasi yang disiram teh hijau, berarti tuan rumah meminta tamu untuk pulang secara tidak langsung. Tapi tenang saja, ini tidak akan terjadi di kehidupan nyata. Ini hanyalah ekspresi unik terhadap komunikasi nonverbal yang dimiliki budaya Jepang.

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend