Datangnya musim semi, selain mekarnya bunga sakura juga menjadi tanda sebagai mulainya tahun ajaran baru mulai dari TK hingga jenjang kuliah, berbeda dengan Indonesia yang memulai tahun ajaran baru sekitaran bulan Juli. Jika kamu berlibur ke Jepang di saat musim semi, mungkin kamu akan sering melihat pemandangan banyaknya calon-calon murid baru yang bersemangat memasuki jenjang pendidikan baru. Untuk jenjang TK hingga SMA biasanya murid baru akan ditemani oleh orangtuanya.
Terkait dengan perbedaan sistem dan kebiasaan, ada cukup banyak perbedaan yang bisa kita lihat antara sekolah Jepang dan Indonesia.
Kira-kira apa saja ya? yuk kita lihat..
Tahun Ajaran Baru di Bulan April
Seperti yang sudah disebutkan tadi, tahun ajaran baru untuk sekolah di Jepang di mulai pada bulan April, yaitu waktu musim semi. Bertepatan dengan puncak mekarnya bunga sakura. Entah ada makna tersendiri, tapi seperti musim semi benar-benar memberi arti kelahiran baru bagi masyarakat Jepang setelah melewati dinginnya musim dingin yang menusuk.
Uniknya saat penerimaan murid baru, tiap sekolah hingga perguruan tinggi akan mengadakan upacara penyambutan dari pihak sekolah, tenaga pengajar, dan juga perwakilan murid baru.
Berangkat Sekolah dengan berjalan kaki
Kebiasaan ini mungkin tidak terlalu umum bagi kita di Indonesia. Tapi di Jepang ini adalah hal yang wajar. Orangtua tidak perlu merasa khawatir dengan keselamatan anak-anaknya terutama yang masih menduduki pendidikan di SD. Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang sendiri juga memberikan perhatian yang penuh pada kebiasaan ini. Program ini sendiri adalah bagian dari program pemerintah Jepang dari dahulu. Tiap sekolah yang terdaftar untuk tahun ajaran baru akan diketahui oleh pemerintah, kemudian pemerintah akan menentukan sekolah yang sesuai dengan jarak tempat tinggal masing-masing. Hal ini bertujuan untuk keselamatan murid dan juga agar murid terbiasa mandiri dengan berangkat dan pulang sendiri di pagi hari sehingga dapat bercengkrama bersama teman di saat pulang.
Program yang mendidik ya, jadi semua murid sama-sama berangkat dan pulang dengan jalan kaki. Kamu akan sangat jarang melihat murid sekolah di Jepang menggunakan kendaraan selain sepeda. Mungkin dengan udara yang lebih bebas polusi, kegiatan berjalan kaki di Jepang lebih menyenangkan dan menyehatkan ya.
Piket Di Sekolah
Kalau urusan piket, ini sudah sangat tidak asing, bahkan untuk kita di Indonesia. Di Jepang pun juga demikian. Mulai SD hingga SMA sekolah di Jepang tidak memiliki petugas kebersihan. Seluruh murid bertanggung jawab atas kebersihan sekolah secara bergantian melalui piket. Kegiatan ini sama rata di seluruh sekolah di Jepang tanpa terkecuali sehingga tiap murid bekerja sama dalam menjaga kebersihan sekolah. Bahkan jika seorang guru harus menghukum seorang murid pun, hukuman memungut sampah di lapangan bukanlah hukuman yang asing di Jepang.
Untuk tingkatan SD, petugas piket juga bertugas untuk membagikan makan siang kepada teman dan guru di kelas masing-masing. Petugas piket akan menjemput jatah makanan masing-masing kelas dengan menu yang sudah ditentukan oleh sekolah kemudian memakai penutup kepala, masker, dan baju seperti ibu-ibu dikantin agar makanan yang mereka bagikan terjamin kebersihannya.
Unik ya, kegiatan ini tidak diprotes oleh orangtua murid. Para orangtua murid bahkan melanjutkan penerapan ajaran ini di rumah sehingga anak-anak terbiasa membantu pekerjaan rumah tangga dan berkembang menjadi anak yang mandiri dan suka membantu lingkungan sekitar.
Comments