Mengunjungi kuil di Jepang adalah salah satu aktivitas yang wajib dilakukan saat traveling. Mendapatkan pengalaman berada di bangunan budaya dan bersejarah dari ribuan tahun yang lalu merupakan pengalaman menarik yang tidak akan terlupakan.
Tentu saja saat mengunjungi situs ini ada hal yang mesti kamu perhatikan agar tidak sampai salah bersikap atau dianggap tidak menghormati budaya dan agama setempat.
Di artikel ini kami akan memberi tahu bagaimana cara mengunjungi kuil di Jepang seperti layaknya seorang penduduk setempat lakukan.
Apa bedanya Shrine dan Temple?
Secara sekilas awalnya kamu mungkin akan mengira bahwa shrines dan temples adalah sama. Pada kenyataannya terdapat beberapa perbedaan.
Shrine dibangun sebagai rumah dewa Shinto, yang bernama “Kami”/Kamisama. Kami biasanya disamakan dengan elemen atau kualitas alam atau roh orang yang telah meninggal.
Di sisi lain, temple, adalah fitur dari agama Buddha dan berfungsi sebagai biara dan tempat untuk berdoa kepada para Buddha.
Sebagian besar orang Jepang mempraktekkan kedua ritual dari Shinto dan Buddha, yang mana mereka mengunjungi kedua tempat ini, baik shrine maupun temple secara seimbang.
Namun, keduanya memiliki serangkaian prosedur yang berbeda satu sama lain.
Melewati gerbang kuil
Pada saat akan mendekati shrine atau temple, kamu biasanya akan menemukan gerbang besar yang merupakan pintu masuk ke dalam kuil. Gerbang berbentuk torii berwarna merah biasanya menandakan sebuah shrine dan gerbang berbentuk batu biasanya menandakan sebuah temple. Berhentilah sejenak dan sedikit membungkuklah. Lepaskan topi atau sunglasses ketika kamu mengucapkan salam.
Dikatakan bahwa gerbang adalah awal dari tanah suci, atau pintu masuk menuju dunia spirit/roh. Berjalanlan secara sopan di sisi jalan, bukan di tengah jalan, karena katanya tengah jalan merupakan jalannya Sang Buddha.
Menyucikan diri dengan mencuci tangan dan mulut
Sekali kamu memasuki daerah suci di kuil, bersihkan tanganmu di tempat yang telah ditentukan yakni temizuya atau semacam baik air khusus yang diletakkan dekat pintu masuk kuil. Aktivitas menyucikan / membersihkan diri ini dinamakan misogi yaitu persiapan untuk mendekati dewa.
(Tidak semua temple menyediakan temizuya, jika kamu tidak menemukannya, kamu boleh men-skip ritual ini)
Cara membersihkan diri:
- Pegang gagang gayung dan masukkan sampai dalam ke bak air. Kamu hanya diperbolehkan mengambil air dengan gayung ini hanya satu kali, jadi isilah sampai gayungnya penuh.
- Siramkan air ke tangan kirimu, dan kemudian tangan kanan.
- Kemudian tadah air di tangan kirimu kemudian kumurlah dengan air tersebut.
- Cuci tangan kirimu sekali lagi.
- Tadah lagi air ke tangan kirimu, buang sisa air dalam gayung, dan kemudian letakkan kembali gayung ke tempat semula.
- Terakhir, gunakan air yang ada di tangan kirimu untuk membersihkan bagian gagang gayung yang telah kamu pegang.
Sekarang kamu telah siap untuk memasuki wilayah shrine atau temple. Ada beberapa bangunan yang bisa kamu lihat, seperti altar utama yang digunakan untuk proses sembahyang.
Mendekati altar
Di dalam temple, kamu mungkin akan menemukan beberapa tempat yang diberi dupa atau lilin. Ini merupakan persembahan ke Sang Buddha. Kamu dapat meletakkan dupa atau lilinmu, tapi pastikan kamu tidak menggunakan dupa atau lilin milik orang lain, karena kalau kamu melakukan itu, dipercayai kamu akan mendapatkan karma orang lain.
Kamu tidak perlu untuk bersembahyang jika kamu tidak mau. Akan tetapi jika kamu ingin menyapa Sang Buddha seperti yang orang Jepang lakukan, Mulailah dengan memasukkan uang koin ke dalam kotak yang tersedia. (sebaiknya lakukan sesopan mungkin).
Kemudian, jika ada lonceng atau tali, bunyikan loncengnya. Ini sebagai pemberitahuan ke Sang Buddha bahwa kamu mengunjunginya.
Jika kamu berada di shrine, bungkuklah sebanyak dua kali, kemudian tepuklah tanganmu sebagai tanda pemberian hormat. Akan tetapi jika kamu berada di temple, kamu hanya membungkuk satu kali tanpa bertepuk tangan.
Kemudian, letakkan kedua tanganmu di atas dadamu dan mulailah berdoa secara khusyuk. Beberapa pengunjung ada yang memberitahukan nama dan alamatnya, jadi Sang Buddha akan tahu siapa mereka.
Dan terakhir, berbungkuklah satu kali sebelum kamu meninggalkan meja altar. Setelah selesai membungkuk kamu boleh keluar dan kembali ke dunia nyata.
-----
Sekarang kamu bisa mengunjungi shrine atau temple di Jepang seperti layaknya orang Jepang!
Comments