Oden adalah hidangan yang terdiri dari penganan olahan seperti tahu bakar, otak-otak ikan goreng, bakso ikan, tahu ikan, dan chikuwa (semacam otak-otak ikan berbentuk pipa), umbi konnyaku, lobak, serta telur rebus. Bahan-bahan tersebut direbus dalam kuah kaldu rumput laut dan ikan cakalang dalam waktu yang lama. Sekarang ini di Jepang, oden banyak tersedia di minimarket, tepatnya di-display di dekat kasir. Hidangan hangat ini menjadi favorit terutama saat musim dingin. Kali ini kami akan memperkenalkan mengenai sejarah dan cara menikmati oden.
“Dengaku”, Satai Tahu yang Menjadi Pelopor Oden
“Dengaku” adalah tarian dan nyanyian dari perpaduan ritme drum taiko dan seruling yang dimainkan pada saat musim tanam padi demi memohon panen besar. Konon, wujud tahu yang ditusuk lalu dibakar mirip dengan tarian Dengaku. Kemudian, nama makanan itu dinamai “oden”. Kata “oden” berasal dari suku kata awal “dengaku” dengan imbuhan “o” di depannya. Setelah itu, lahirlah dengaku dengan bumbu miso (bumbu fermentasi kedelai). Bahkan pada zaman Edo (1603-1867), variasi oden semakin bertambah. Tidak hanya berbahan tahu saja, tetapi talas, terong, dan umbi konnyaku juga diolah menjadi oden.
Kelahiran Oden Rebus Seiring Populernya Pembuatan Kecap Shoyu
Ada beberapa teori yang membahas mengenai perubahan bentuk oden dari “dengaku” menjadi oden seperti sekarang ini. Salah satunya adalah karena mulai menjamurnya produsen kecap shoyu di kota Choshi dan kota Noda di Prefektur Chiba, lalu banyak yang memasak oden dengan cara direbus dengan bumbu kecap shoyu seperti sekarang ini. Pada awal kemunculannya, oden rebus tidak berkuah sebanyak seperti sekarang, namun pada zaman Meiji (1868-1912), kuahnya dibuat semakin banyak. Lalu pada zaman Taisho (1912-1926), oden rebus dengan banyak kuah tersebut mulai dikenal di wilayah Kansai (Jepang bagian barat). Di wilayah Kansai, hidangan hangat berkuah banyak tersebut tidak disebut “oden”, melainkan “Kanto-ni” (masakan rebusan dari daerah Kanto, Jepang bagian timur).
Oden: Masakan Warung di Awal Zaman Showa (sekitar sesudah 1926)
yang menjelma menjadi Masakan Rumahan di Akhir Zaman Showa (sekitar sebelum 1989)
Di awal zaman Showa, orang-orang menikmati oden yang dijual di rumah makan khusus oden atau warung tenda kaki lima. Saat itu oden belum dikategorikan ke dalam masakan rumahan. Setelah beberapa lama, bumbu kuah oden dan bahan-bahan isiannya mulai dijual di pasar swalayan. Memasak oden tidak lagi sulit, hanya memasukkan bahan-bahan ke dalam kuah berbumbu lalu direbus, dan oden pun menjadi menu masakan rumahan yang umum. Mulai tahun 1980, oden semakin mudah didapatkan karena dijual juga di minimarket.
Cara Membuat dan Menikmati Oden
Setelah membuat kaldu dari rumput laut dan ikan cakalang, masukkan bahan-bahan yang butuh waktu lama untuk matang terlebih dahulu seperti lobak, telur, dan sebagainya ke dalam panci. Makanan yang mudah matang dan hancur seperti tahu ikan, sebaiknya dimasukkan terakhir, dan harus dimasak dengan api kecil. Agar rasa kaldu cepat meresap, buatlah guratan kecil pada bahan isian oden dengan menggunakan pisau. Bila suka, nikmati oden dengan mencocolkannya pada saus mustard. Di Jepang, set menu oden dan arak sake hangat sangat populer pada musim dingin karena bisa menghangatkan badan.
Oden juga populer di antara wisatawan asing, jadi jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipinya saat berada di Jepang. Setelah menikmati oden, ceritakanlah kesannya kepada kami!
Comments