Pengalaman pertama mencicipi daging kuda mentah atau "Basashi" di kota Matsumoto
Kebanyakan orang mengenal Matsumoto sebagai kota yang damai, bersejarah, terkenal dengan kastilnya, dan memiliki pemandangan yang cantik. Akan tetapi Matsumoto memiliki sisi lain yang terkenal berkat makanan lokalnya yang terbuat dari daging kuda. Terutama daging kuda mentah atau “Basashi”. Ketika saya berkesempatan mengunjungi pusat kota Matsumoto, saya tidak melewatkan kesempatan mencicipi “Basashi” untuk pertama kalinya. Daging kuda mentah merupakan menu premium yang jarang ada. Tidak mudah menemukan menu ini ditempat lain. Bagi kebanyakan orang Jepang, jika mereka memiliki kesempatan berkunjung ke Matsumoto, daging kuda mentah merupakan makanan lokal yang bahkan bagi orang Jepang pun tidak akan mereka lewatkan.Saya mencari tahu tentang Basashi sebelum mengunjungi Matsumoto.
Saya telah mendengar bahwa “Basashi” adalah menu yang jarang ada dan dikenal sebagai makanan lokal penduduk kota Matsumoto. Oleh karenanya, ketika saya memiliki kesempatan berkunjung ke Matsumoto, saya tidak akan melewatkannya. Biasanya saya tidak begitu menyukai makan “sashimi” atau ikan mentah, tetapi “Basashi” tidak bisa dibeli di supermarket atau restoran sushi lainnya. Kemudian saya mencoba mencari tahu restoran mana yang menyajikan daging kuda mentah. Saya menemukan banyak sekali restoran di Matsumoto yang menjual daging kuda mentah tersebut. Tetapi saya tertarik untuk mencoba restoran yang sangat terkenal dengan makanan daging kuda yang telah berdiri sejak tahun 32 zaman Meiji atau 100 tahun yang lalu. Nama restoran tersebut adalah “Shin-Miyoshi”.Saya memasuki restoran dan memesannya.
Saya kemudian mencari lokasi restoran ini dan pergi ke sana menggunakan kereta lalu sesampainya di stasiun Matsumoto saya menyebrang ke arah “Matsumoto City Museum of Art”. Saya berjalan sekitar 5 menit dan menemukan papan nama restoran dan menu yang terpajang di sebelah kiri jalan, sedangkan pintu masuknya sendiri berada di samping. Restoran ini sangat terkenal di Matsumoto dan cukup penuh di saat makan siang maupun makan malam. Dekorasi restoran memiliki ciri khas Jepang tempo dulu dan memiliki ruangan khusus yang dipisahkan dengan tirai. Seorang pramusaji mengantar saya ke meja yang telah tersedia dengan menunya. Restoran ini menawarkan banyak menu yang terbuat dari daging kuda seperti daging kuda mentah “Basashi”, shabu-shabu, sushi, yakisoba dan lainnya. Inilah kali pertama saya memesan “Basashi”. Menu ini sendiri menawarkan 3 jenis daging kuda mentah yang dikenal dengan daging merah, daging marbel yang disebut “Toro”, dan lemak leher kuda yang disebut “Tategami”. Setelah itu saya memesan shabu-shabu daging kuda dan daging kuda yang diracik dengan Kimchi.
Mencicipi Basashi untuk pertama kali
“Basashi” disajikan dengan saus Miso, jahe parut dan irisan daun bawang. Pramusaji kemudian menjelaskan cara memakannya. Karena ini pertama kali bagi saya mecicipi “Basashi”, saya agak sedikit khawatir untuk mencoba. Anak saya mencicipi terlebih dahulu dan mengatakan kepada saya rasanya sangat lezat. Biasanya saya tidak suka “sashimi” tetapi ketika tahu daging kuda adalah makanan lokal yang sudah jarang ditemui, saya berniat untuk mencobanya paling tidak sekali dalam hidup. Saya akhirnya mencoba makan “Tategami” terlebih dahulu. Rasanya tidak buruk dan bisa dibilang lebih lezat dari sashimi. Kemudian, saya mencoba daging merah. Rasanya sangat lembut dan terasa lumer dimulut. “Basashi” tidak memiliki bau yang amis. Saya rasa lebih mudah untuk makan “Basashi” dibanding ikan mentah atau “sashimi”, sehingga saya lebih suka “Basashi” daripada “Sashimi”. Setelah itu saya mencoba shabu-shabu daging kuda. Rasanya sangat lembut dan tidak memiliki bau seperti daging sapi atau daging babi. Karena rasanya yang lezat, saya sampai lupa telah melahap daging kuda. Harganya juga cukup terjangkau, tidak mahal tetapi tidak juga murah. 1.830 yen untuk 1 set “Basashi” dan 2.780 yen untuk 1 set shabu-shabu dengan porsi yang lumayan besar.
Bagi kebanyakan orang atau negara, barangkali “daging kuda” bukanlah dianggap sebagai makanan yang bisa disantap. Banyak negara yang sama sekali tidak makan daging kuda. Tetapi bagi orang Jepang, makan daging kuda seperti suatu budaya atau kebiasaan lokal. Terdengar seperti aneh dan tidak biasa, tetapi bagi saya menyantap daging kuda merupakan satu cara untuk memahami budaya itu sendiri, sehingga terasa ada suatu nilai lebih untuk mencobanya ketika berkunjung ke kota Matsumoto. Sungguh suatu pengalaman dan kenangan yang indah bagi saya.
(Informasi)
Nama restoran: Shin-Miyoshi
Alamat :1-7-17 Chuo, Matsumoto City, Nagano Prefecture
No tel: 0263-39-0141
Jam operasional: Lunch 11:50 – 2:00 pm Dinner 5:00-11:30 pm.
Hari libur : Minggu
Kisaran harga: Untuk menu Basashi, Makan siang 1,000-1,990 Yen, Makan Malam 1,870 Yen
URL dalam bahasa Jepang: http://youkoso.city.matsumoto.nagano.jp/food/?p=734
Comments