"Setsubun (節分)" adalah tradisi Jepang yang bertujuan untuk mengusir energi negatif dan mendatangkan keberuntungan saat pergantian musim. Kebiasaan seperti menabur kacang (mamemaki) dan menikmati ehomaki sudah dikenal luas. Artikel ini akan mengulas secara rinci tentang asal-usul dan sejarah Setsubun, makna membuang kacang, cara melakukannya dengan benar, serta makanan khas yang tak boleh dilewatkan saat Setsubun. Kami juga akan memperkenalkan cara menikmatinya di zaman modern, jadi gunakan ini sebagai referensi!
* Harap dicatat bahwa dengan membeli atau memesan salah satu produk yang ditampilkan dalam artikel ini, sebagian dari penjualan dapat diberikan kepada FUN! JEPANG.
Cari perlengkapan Setsubun di Yahoo! Shopping 👉 di sini
Apa Itu "Setsubun(節分)"? Kapan Dilakukan? Apa yang Dilakukan? Penjelasan Tradisi dan Asal-Usulnya
Apa itu Setsubun? Apa asal-usulnya?
"Setsubun" adalah tradisi Jepang yang diadakan sekitar tanggal 3 Februari setiap tahun. Awalnya, istilah ini bermakna "titik pergantian musim," sehingga ada empat kali dalam setahun, yaitu sebelum Risshun (awal musim semi), Rikka (awal musim panas), Risshuu (awal musim gugur), dan Rittou (awal musim dingin). Namun, seiring waktu, istilah ini hanya merujuk pada hari sebelum Risshun.
Risshun (立春) dianggap penting dalam kalender tradisional Jepang karena berkaitan dengan Tahun Baru menurut penanggalan kuno. Sebagai titik pergantian musim yang paling penting, hari sebelum Risshun digunakan untuk mengusir energi negatif, memakan makanan keberuntungan, dan menyambut tahun baru dengan niat baik.
Kapan Hari "Setsubun"? Apakah Selalu pada 3 Februari?
Sebenarnya, Setsubun tidak selalu jatuh pada tanggal 3 Februari setiap tahun. Setsubun ditentukan sebagai "hari sebelum Risshun," sehingga pada beberapa tahun bisa jatuh pada tanggal 2 atau 4 Februari. Berikut adalah jadwalnya:
- 2025: 2 Februari (Minggu)
- 2026: 3 Februari (Selasa)
- 2027: 3 Februari (Rabu)
- 2028: 3 Februari (Kamis)
- 2029: 2 Februari (Jumat)
Apa yang Dilakukan Saat Setsubun?
1. Menabur kacang
Acara khas Setsubun adalah menabur kacang. "Oni" (iblis) melambangkan bencana yang tak terlihat. Di masa lalu, penyakit dan bencana sering dianggap sebagai ulah oni. Tradisi menabur kacang dilakukan untuk mengusir oni dan menjauhkan nasib buruk. Hingga kini, acara ini tetap dilaksanakan di berbagai daerah di Jepang.
2. Hiiragi Iwashi dan Yaki Kagashi
Ada tradisi menggunakan kepala ikan sarden yang dibakar dengan aroma kuat dan menusukkannya pada cabang daun holly untuk diletakkan di pintu masuk rumah. Tradisi ini disebut Hiiragi Iwashi atau Yaki Kagashi. Diyakini bahwa oni takut pada bau amis sarden dan duri tajam daun holly.
Beberapa daerah memiliki variasi tradisi ini, seperti menggunakan benda lain atau memakan bagian daging ikan sarden sebagai makanan khas.
3. Ehomaki
"Eho" adalah arah keberuntungan di mana dewa Tahun Baru diyakini berada, dan arah ini berubah setiap tahun.
Tradisi memakan gulungan sushi besar (futomaki) sambil menghadap ke arah keberuntungan dikenal sebagai Ehomaki. Biasanya, gulungan sushi ini diisi dengan tujuh bahan, melambangkan Tujuh Dewa Keberuntungan, tetapi bahan isiannya tidak memiliki aturan baku.
Untuk menjaga keberuntungan, futomaki dimakan tanpa dipotong, sambil diam dan memikirkan harapan dalam hati. Konon, keinginan tersebut akan terkabul jika sushi dimakan sampai habis tanpa berbicara.
Asal Usul dan Sejarah Setsubun
Apa Itu Oni dan Apa Hubungannya dengan Setsubun?
Seperti dijelaskan dalam artikel, oni melambangkan bencana. Dalam kepercayaan Jepang kuno, oni dianggap datang dari arah timur laut, yang disebut Ushitora (sapi dan harimau). Karena itu, oni sering digambarkan memiliki "tanduk sapi," "taring harimau," dan mengenakan "pakaian kulit harimau."
Selain itu, Otafuku (kadang disebut Ofuku atau Okame) sering muncul bersama oni dalam tradisi Setsubun. Kisah asal-usulnya berasal dari seni pertunjukan tradisional Jepang, di mana Otafuku digambarkan sebagai karakter baik hati yang mampu mengubah hati oni menjadi baik. Otafuku kemudian diasosiasikan dengan "Fuku" (keberuntungan), seperti dalam seruan "Fuku wa uchi!" saat membuang kacang, dan akhirnya menjadi simbol keberuntungan dalam tradisi Setsubun.
Asal Usul Setsubun dan Mamemaki
Awalnya, tradisi Setsubun dan ritual mengusir oni adalah dua hal yang berbeda.
Ritual yang diyakini memengaruhi terciptanya tradisi mamemaki adalah Tsuina (追儺), sebuah upacara yang berasal dari Tiongkok dan telah dilakukan sejak zaman kuno. Di Jepang, Tsuina diperkenalkan pada era Heian sebagai acara yang dilakukan di istana kekaisaran pada malam Tahun Baru.
Ilustrasi ini menggambarkan sosok yang muncul sebagai "oni" dalam upacara Tsuina di beberapa kuil dan tempat suci hingga kini. Namun, sebenarnya, sosok ini awalnya adalah Housoushi (方相氏), seorang dukun yang bertugas mengusir oni. Karena penampilannya yang menyeramkan, ia akhirnya disalahpahami sebagai oni itu sendiri. Oleh karena itu, dalam upacara Tsuina modern di Jepang, Housoushi sering diperlakukan sebagai oni yang harus diusir. Ironisnya, meskipun ia seharusnya menjadi sekutu manusia, kini ia justru dianggap sebagai musuh.
Bagaimanapun, ritual mengusir oni diteruskan oleh kuil-kuil dan menyebar ke seluruh Jepang, hingga akhirnya menjadi tradisi mamemaki yang dikenal masyarakat luas.
Apa Makna Mamemaki?
Mamemaki mulai dikenal sekitar 600 tahun lalu, pada zaman Muromachi. Dalam dokumen dari era tersebut, tercatat bahwa kacang dilemparkan sambil mengucapkan "Oni wa soto, fuku wa uchi" (Oni keluar, keberuntungan masuk). Pada zaman Edo, acara mamemaki mulai melibatkan aktor kabuki populer dan menjadi perayaan yang mirip dengan acara modern, yang semakin memperluas popularitasnya di kalangan masyarakat.
Saat ini, kacang yang digunakan dalam mamemaki biasanya adalah kacang kedelai panggang (iridamame). Namun, dalam tradisi Tsuina Tiongkok dan Jepang kuno, berbagai jenis biji-bijian, termasuk beras, juga digunakan.
Ada beberapa teori mengapa kacang kedelai menjadi pilihan utama, bahwa kedelai dianggap sebagai biji-bijian yang sakral, setelah beras. Kemudian, suara keras yang dihasilkan saat kacang dilempar dianggap efektif untuk mengusir oni.
Penggunaan kacang panggang (dan bukan kacang mentah) disebabkan keyakinan bahwa jika kacang mentah yang dilempar tidak sengaja tumbuh, hal ini dianggap sebagai "tumbuhnya energi jahat," yang membawa nasib buruk.
Makna dan Sejarah "Eho-maki (恵方巻き)"
Tradisi memakan gulungan sushi besar (futomaki) sambil menghadap ke arah keberuntungan tahun itu dikenal sebagai Ehomaki. Meskipun kini ehomaki dijual di banyak toko serba ada dan restoran setiap tahun, tradisi ini baru menjadi umum di seluruh Jepang sejak 2000-an. Awalnya, ini adalah kebiasaan lokal di wilayah Kansai.
Tradisi ini menyebar secara nasional setelah rantai toko serba ada besar mulai memasarkan ehomaki secara besar-besaran. Namun, penyebaran tradisi ini juga sempat menimbulkan masalah sosial, seperti laporan tentang sisa ehomaki yang terbuang dalam jumlah besar. Saat ini, banyak toko yang lebih fokus pada penjualan berdasarkan pesanan untuk mengurangi limbah makanan.
Posting terkait
👉 Acara di Jepang: Ayo makan "Ehomaki" di Hari Setsubun!
Cara Menikmati "Setsubun"
Cara Melakukan Mamemaki yang Benar
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan mamemaki dengan benar:
1. Persiapan Bahan
Kacang kedelai panggang (bisa membeli iridamame), kotak persegi kecil (masu), topeng oni atau otafuku.
2. Mempersembahkan kacang keberuntungan ke kuil (Fukumame)
Siapkan kacang di siang hari dan letakkan di altar rumah. Jika Anda tidak memiliki altar, letakkan di tempat tinggi dengan alas kertas putih bersih.
3. Membuang Oni dengan "Oni wa Soto!"
Saat malam, buka jendela dan lemparkan kacang sambil mengucapkan "Oni wa soto!" ke arah luar. Setelah itu, segera tutup jendela agar oni tidak kembali. Jika tinggal di apartemen atau perkotaan, gunakan kacang dalam kantong kecil agar mudah dibersihkan.
4. Mengundang keberuntungan dengan "Fuku wa Uchi!"
Dengan jendela tertutup, lempar kacang ke dalam rumah sambil mengucapkan "Fuku wa uchi!" Lemparkan dari ruangan terdalam menuju pintu masuk, atau sesuai arah keberuntungan tahun tersebut (eho).
5. Makan kacang sebanyak usia Anda
Setelah selesai, makan kacang sebanyak usia Anda, atau tambahkan satu butir lagi untuk keberuntungan. Ini dipercaya membawa kesehatan sepanjang tahun. Jika sulit makan kacang, Anda bisa mencampurkannya dengan teh hijau, bersama plum atau rumput laut, untuk membuat fukucha (teh keberuntungan).
Cara Makan Ehomaki dan Arah Keberuntungan Tahun 2025
Pada tahun 2025, arah keberuntungan (eho) adalah "Barat Daya" (西南西).
Cara makan ehomaki sangat sederhana. Anda hanya perlu menyiapkan futomaki (gulungan sushi besar) dengan 7 jenis isian favorit, yang melambangkan Tujuh Dewa Keberuntungan (Shichifukujin). Lalu, sambil menghadap ke arah keberuntungan tahun itu, pikirkan keinginan Anda dalam hati dan makan gulungan tersebut tanpa memotongnya. Anda juga bisa menggunakan ehomaki yang dibeli.
Hidangan yang Dimakan Saat Setsubun
Selain ehomaki, beberapa wilayah di Jepang memiliki tradisi menyantap hidangan khas lain saat Setsubun. Misalnya masakan berbahan dasar ikan sarden (iwashi), setsubun soba, dan sup kenchin (kenchin jiru).
Cara Modern Menikmati Setsubun
Saat ini, banyak barang bertema Setsubun dijual di toko-toko, mulai dari toko 100 yen hingga toko barang dekorasi rumah. Berikut beberapa rekomendasi tempat untuk membeli perlengkapan Setsubun:
・3COINS
Toko 3COINS menawarkan berbagai macam barang rumah tangga, dekorasi interior, hingga perlengkapan anak-anak dengan harga rata-rata 300 yen (belum pajak). Setiap tahun, mereka juga menjual barang-barang bertema Setsubun, seperti dekorasi berupa ornamen atau tapestry, wig dan kostum oni untuk dewasa, anak-anak, hingga hewan peliharaan.
Barang-barang ini terkenal dengan desain warna kalem yang mudah dipadukan dengan interior rumah, sehingga selalu mendapat ulasan positif.
Pada tahun 2025, produk Setsubun dari 3COINS akan dirilis mulai 11 Januari (Sabtu). Perhatikan bahwa pada hari peluncuran, masuk dan pembelian akan diprioritaskan bagi pelanggan yang memenangkan undian terlebih dahulu. Produk juga tersedia di situs resmi mereka.
Lihat koleksi barang Setsubun 3COINS 2025 👉 di sini
・ Toko 100 yen
Toko seperti DAISO dan Seria mulai menjual perlengkapan Setsubun sejak awal Januari, setelah perayaan Tahun Baru. Barang-barang yang tersedia meliputi kacang Setsubun, dekorasi bertema Setsubun, hingga kostum dan aksesori oni.
Topeng kecil berbentuk oni dan otafuku sangat populer untuk dekorasi atau dipakai anak-anak karena lucu dan fotogenik.
Rekomendasi Acara Setsubun di Seluruh Jepang
Berikut adalah beberapa acara unik yang dapat dinikmati selama Setsubun:
【Tokyo】Festival Setsubun di Kuil Sensoji (Asakusa)
Festival Setsubun di Kuil Sensoji telah berlangsung sejak zaman Edo. Saat ini, acara utamanya adalah mamemaki (menyebar kacang) yang dilakukan oleh orang-orang yang lahir di tahun zodiak (eto) yang sedang berlangsung.
Mamemaki berlangsung di panggung khusus di sisi timur aula utama kuil. Karena di depan Kannon-sama (dewi belas kasih yang disembah di kuil ini) diyakini tidak ada oni (setan), teriakan tradisional "Oni wa soto" diganti dengan seruan khas "Senshuu Banrai Fuku wa Uchi" (千秋万歳福は内). Acara lainnya meliputi Tarian keberuntungan "Fukuju no Mai" (Tarian Tujuh Dewa Keberuntungan) dan Mamemaki oleh selebritas yang terkait dengan Asakusa.
Detail Acara:
- Tanggal: 2 Februari 2025 (Minggu).
- Waktu:
- Sesi pagi: Prosesi dimulai sekitar pukul 11:45 (ibadah pukul 12:00).
- Sesi siang: Prosesi dimulai sekitar pukul 13:45 (ibadah pukul 14:00).
- Biaya: Gratis.
Catatan: Prosesi dapat dibatalkan jika cuaca buruk, termasuk mamemaki dalam kondisi cuaca ekstrem.
Situs Resmi: Sensoji Annual Events
【Chiba】Festival Setsubun di Kuil Naritasan Shinshoji
Festival ini dikenal dengan acara mamemaki yang dilakukan oleh pegulat sumo profesional dan banyak selebritas terkenal di depan aula utama kuil. Acara ini sering diliput oleh media nasional setiap tahun.
Pengunjung juga dapat mengikuti "Kaihoun Mamemaki" (Mamemaki Keberuntungan), yang terbuka untuk semua orang dengan biaya partisipasi. Setiap hari, mamemaki diadakan sebanyak 6 kali, dibagi dalam beberapa sesi, untuk memohon keberuntungan sepanjang tahun.
Teriakan dalam acara ini tidak menggunakan "Oni wa soto," melainkan hanya "Fuku wa uchi! Fuku wa uchi!" karena diyakini bahwa di hadapan belas kasih Fudo Myoo (dewa pelindung kuil), oni akan bertobat.
Detail Acara:
- Tanggal: 22 Februari 2025 (Minggu).
- Mamemaki: 6 kali sehari.
- Biaya: 10.000 yen untuk partisipasi dalam Kaihoun Mamemaki.
- Situs Resmi: Naritasan Official
【Mie】Setsubun no Ichi di Okege Yokocho
Okege Yokocho, yang berlokasi di dekat Gerbang Besar Kuil Ise Jingu dan merekonstruksi suasana kota dari akhir era Edo hingga awal era Meiji, mengadakan Pasar Setsubun setiap tahun. Acara ini mencakup penjualan barang keberuntungan seperti kacang Setsubun dengan kotak kayu khas Okege Yokocho, stempel tur Seven Lucky Gods (Shichifukujin), berbagai acara menarik, termasuk mamemaki (penyebaran kacang) pada hari Setsubun. Restoran di area ini juga menyajikan hidangan spesial yang hanya tersedia selama periode Setsubun.
Detail Acara:
- Lokasi: Okege Yokocho.
- Alamat: 52 Ujinakiri-cho, Kota Ise, Prefektur Mie.
- Tanggal: 25 Januari – 2 Februari 2025.
- Jam Operasional: 10:00 – 17:00.
- Biaya: Gratis (beberapa acara mungkin berbayar).
- Situs Resmi: Okege Yokocho Official
【Osaka】Festival Setsubun di Tsutenkaku
Di Tsutenkaku, menara landmark Osaka yang telah terdaftar sebagai Properti Budaya Berwujud sejak 1957, diadakan acara mamemaki setiap tahun. Sebanyak 1.000 kantong kacang keberuntungan (berat total sekitar 15 kg) dibagikan selama acara ini. Acara ini mengundang tokoh-tokoh terkenal dari berbagai bidang untuk melempar kacang dari dek observasi luar ruangan di ketinggian 94,5 meter atau dari panggung di lantai 1 sambil meneriakkan "Oni wa soto, Fuku wa uchi".
Detail Acara:
- Tanggal: 1 Februari 2025 (Sabtu).
- Waktu: Dimulai pukul 9:30.
- Biaya: Gratis.
- Situs Resmi: Tsutenkaku Official
Pelajari asal-usul dan sejarah tradisi Setsubun, lakukan mamemaki, makan ehomaki, dan ikuti berbagai acara menarik untuk merayakan Setsubun dengan penuh semangat!
Bibliografi:
Tanaka Nobuichi & Miyata Noboru (Eds.) "Sanseido Annual Events Dictionary, Revised Edition," First Edition, Sanseido, 2012, 458 pages.
Araya Naoki (Supervisor), "Japanese Customs and Seasonal Events," First Edition, Nihon Bungeisha, 2007, 238 pages.
Miura Yasuko (Supervisor), "Living Seasonal Almanac," First Edition, Seibido Publishing, 2024, 191 pages.
Yoshiumi Naoto, "Kadokawa Selection: Classic Seasonal Almanac," First Edition, KADOKAWA, 2020, 212 pages.
National Diet Library, "Book Kaleidoscope," Last Accessed September 1, 2020. NDL Kaleidoscope (Accessed December 10, 2024).
Comments