Era Showa adalah periode penting dalam sejarah Jepang abad ke-20, yang mencerminkan masa transformasi besar. Dari pemulihan pasca-perang hingga pertumbuhan ekonomi, masyarakat Jepang mengalami perubahan besar, disertai dengan pergeseran budaya dan kemajuan teknologi. Perkembangan ini menghasilkan munculnya berbagai tren dan produk terpopuler. Dalam artikel ini, kita akan menggali detail menarik tentang era Showa.
* Jika Anda membeli atau membuat reservasi untuk produk yang diperkenalkan dalam artikel, sebagian dari penjualan akan dapat dikembalikan ke FUN! JAPAN.
Tahun Berapa Era Showa Dimulai dan Berakhir?
Era Showa berlangsung selama 62 tahun, dari 25 Desember 1926 hingga 7 Januari 1989. Era ini dikenal sebagai era terpanjang dalam sejarah Jepang di bawah satu pemerintahan.
Di Jepang, masa pemerintahan setiap kaisar ditandai dengan satu nama era, dan 62 tahun era Showa bertepatan dengan masa pemerintahan Kaisar Showa.
Mengapa Era Ini Disebut "Showa"?
Nama "Showa" dipilih berdasarkan rekomendasi dari para sarjana dan akhirnya diputuskan oleh kabinet.
Saat memilih nama era, ada kriteria tertentu yang dipertimbangkan, seperti nama tersebut terdiri dari dua karakter kanji yang mudah ditulis dan dibaca. Nama "Showa" berasal dari teks kuno Tiongkok dan dikatakan mengandung harapan akan "perdamaian di antara umat manusia dan kemakmuran masyarakat."
Apa Saja Tren Populer Selama Era Showa?
Seiring dengan berkembangnya ekonomi Jepang, gaya hidup masyarakat berubah secara drastis, yang memunculkan banyak tren baru. Berikut adalah beberapa simbol tren dan produk terpopuler di era Showa.
Famicom
Salah satu barang paling ikonik di era Showa adalah Family Computer, atau "Famicom," konsol permainan rumah yang dirilis oleh Nintendo pada tahun 1983. Famicom merevolusi permainan dengan membuat video game mudah diakses di rumah.
Konsol ini juga memperkenalkan karakter-karakter yang sangat populer di seluruh dunia, seperti yang ada dalam "Super Mario."
Doraemon
Pertama kali diserialkan pada tahun 1969, manga Doraemon mengisahkan seekor kucing robot dari masa depan sebagai protagonisnya. Perangkat seperti "Pintu ke Mana Saja" dan "Take-copter" yang digambarkan dalam manga ini menjadi sumber keajaiban dan inspirasi bagi anak-anak di era Showa.
Adaptasi anime mulai tayang pada tahun 1979 dan terus berlangsung hingga kini, menjadikan Doraemon sebagai karakter yang dicintai di tiga era: Showa, Heisei, dan Reiwa.
Merek DC
Pada paruh kedua era Showa, dari tahun 1970-an hingga 1980-an, sebuah gerakan fashion unik yang dikenal sebagai "merek DC" menggebrak industri fashion Jepang.
Istilah "merek DC" menggabungkan "Designer’s Brand" dan "Character’s Brand." Contoh terkenal termasuk nama-nama terkenal seperti Comme des Garçons, Issey Miyake, dan Yohji Yamamoto, yang menjadi wakil gerakan ini.
Walkman
Salah satu produk revolusioner yang memengaruhi dunia adalah "Walkman" buatan Sony, yang dirilis pada tahun 1979.
Pemutar kaset portabel ini menciptakan budaya baru "membawa musik" dan merevolusi cara orang menikmati musik. Dengan diperkenalkannya Walkman, menjadi hal biasa untuk melihat orang mengenakan headphone dan mendengarkan musik sambil berjalan-jalan di kota atau bepergian dengan kereta.
Utsurun Desu
Pada tahun 1986, Fujifilm meluncurkan kamera sekali pakai pertama di dunia dengan lensa bawaan, "Utsurun Desu." Saat itu, kamera dianggap barang mewah, sehingga "Utsurun Desu," yang terjangkau dan mudah digunakan, menjadi sangat populer.
Meskipun permintaan menurun dengan munculnya kamera digital dan ponsel pintar, daya tarik nostalgia fotografi film, pengalaman taktil saat menekan tombol rana, dan antisipasi menunggu film diproses telah memicu kebangkitan minat terhadap "Utsurun Desu" di kalangan generasi muda.
Apa Saja Tren Makanan pada Era Showa?
Era Showa juga menyaksikan pertumbuhan signifikan dalam budaya makanan Jepang. Masakan gaya Barat menjadi populer, makanan cepat saji semakin umum, dan kebiasaan makan Jepang mengalami perubahan besar.
Menu Pure Kissa
"Pure Kissa" merujuk pada kedai kopi yang tidak menyajikan alkohol, melainkan menawarkan makanan ringan dan minuman. Tempat-tempat ini menjadi simbol budaya kafe di era Showa.
Hidangan klasik yang disajikan di Pure Kissa termasuk spageti berasa saus tomat yang dikenal dengan nama "Napolitan," cream soda dengan satu sendok es krim, dan "Pudding à la Mode," yang terdiri dari puding custard, es krim vanila, ceri, dan buah-buahan lainnya yang disusun di atas piring.
Peluncuran McDonald’s
Pada tahun 1971, McDonald’s pertama di Jepang dibuka di distrik Ginza, Tokyo. Saat itu, perjalanan internasional masih jarang, sehingga McDonald’s menarik minat para pemuda yang terpesona oleh budaya asing, yang menyebabkan antrian panjang di luar toko.
Pembukaan McDonald’s menandai awal dari masuknya hamburger sebagai makanan pokok di Jepang, yang akhirnya mendapatkan tempat sebagai "makanan nasional."
Meningkatnya Konsumsi Roti
Meskipun roti bergaya Barat diperkenalkan ke Jepang pada abad ke-16, baru setelah Perang Dunia II konsumsi roti menyebar luas. Karena kekurangan beras dan pengaruh budaya Barat, makanan seperti roti sandwich dan roti manis menjadi populer.
Produk-produk lama seperti "Lunch Pack" dari Yamazaki Bread, yang dirilis pada tahun 1984, adalah contoh makanan berbasis roti yang diperkenalkan selama era Showa dan tetap dicintai hingga hari ini.
Musik Ikonik Jepang dari Era Showa
Panggung musik era Showa sangat hidup dan beragam, memperkenalkan genre dan tren baru seiring berjalannya waktu.
Showa Kayo
Lagu-lagu populer yang ditulis dan dikomposisikan di Jepang selama era Showa dikenal sebagai Showa Kayo. Salah satu penyanyi representatifnya adalah Hibari Misora, yang debut pada usia sembilan tahun pada tahun 1949. Talenta vokalnya yang luar biasa memberikan energi dan harapan bagi Jepang pasca-perang, mengukuhkan warisannya sebagai salah satu bintang terbesar dari periode Showa.
Diva Era Showa
Panggung musik pada tahun 1970-an dan 1980-an dipenuhi oleh diva-diva Showa seperti Momoe Yamaguchi, Seiko Matsuda, dan Akina Nakamori.
Para penyanyi ini tidak hanya dikenal karena suara mereka yang luar biasa, tetapi juga daya tarik mereka yang mirip idol. Banyak wanita meniru gaya rambut mereka, dan lagu-lagu mereka tetap menjadi lagu wajib karaoke hingga hari ini.
City Pop
City Pop muncul pada 1970-an dan 1980-an sebagai genre musik yang urban dan sofisticat. Artis-artis seperti Tatsuro Yamashita dan Mariya Takeuchi adalah beberapa perwakilan paling terkenal dari genre ini.
Baru-baru ini, city pop Jepang mengalami kebangkitan global, dengan lagu hit Miki Matsubara pada 1979, "Mayonaka no Door ~Stay With Me," yang semakin populer di media sosial.
Kelahiran Grup Idol
Pada 1970-an, dua grup idol ikonik, Candies dan Pink Lady, meraih ketenaran nasional.
Lagu-lagu mereka dan koreografi dinamis memikat penonton, dan penggemar setia mereka, yang dikenal sebagai Oendan (regu sorak), dengan antusias mendukung mereka di pertunjukan langsung. Budaya dukungan penggemar yang antusias ini membuka jalan bagi fandom idol modern di Jepang.
Film Jepang yang Mewakili Era Showa
Era Showa adalah zaman keemasan bagi perfilman Jepang, menghasilkan banyak karya agung dan genre unik yang memberikan dampak besar, baik di dalam negeri maupun internasional.
Sutradara dan Film Terkenal
Era Showa adalah masa para sutradara legendaris seperti Yasujirō Ozu dan Akira Kurosawa.
Ozu menggambarkan kehalusan kehidupan sehari-hari dan drama keluarga dalam film seperti Tokyo Story. Kurosawa, di sisi lain, dikenal dengan narasi besar, seperti Seven Samurai dan Rashomon, yang mempengaruhi pembuat film di seluruh dunia.
Film Yankee dan Yakuza
Di Jepang, kaum muda yang memberontak sering disebut Yankee. Pada 1980-an, subkultur Yankee berkembang pesat, dan film-film seperti Be-Bop High School, yang menggambarkan kehidupan siswa sekolah menengah yang nakal, menjadi hit besar.
Sementara itu, genre Yakuza juga berkembang, dengan film seperti Battles Without Honor and Humanity dan "Gokudou no Onnatachi" (Istri-istri Yakuza) yang memikat penonton dengan gambaran mendalam tentang dunia bawah tanah.
Apa itu "Hari Showa"?
Di Jepang, tanggal 29 April diperingati sebagai "Hari Showa", sebuah hari libur nasional yang menandai ulang tahun Kaisar Showa. Hari ini dimaksudkan sebagai waktu untuk merenungkan masa-masa penuh gejolak dari era Showa dan pemulihan negara, sambil memikirkan masa depan Jepang.
👉 Apa sih Showa no Hi, atau Hari Showa, yang merupakan awal dari Liburan Panjang Goldenweek Jepang?
Tempat untuk Merasakan Nostalgia Era Showa
Jepang masih mempertahankan tempat-tempat di mana Anda dapat merasakan esensi dari era Showa. Berikut adalah beberapa tempat yang direkomendasikan bagi mereka yang mencari pengalaman nostalgia.
Kota Onsen Retro Showa
Disediakan oleh Pariwisata Gunma: Galeri Foto: https://gunma-kanko.jp/
Selain Atami, banyak kota onsen yang menawarkan gambaran tentang era Showa. Misalnya, Ikaho Onsen dan Shima Onsen di Prefektur Gunma memiliki jalanan berbatu dan penginapan ryokan tradisional, memberikan suasana nostalgia.
Ikaho Onsen, khususnya, memiliki bar makanan gaya Showa dan taman hiburan bernama Dagashiya Yokocho (Lorong Toko Permen), di mana pengunjung dapat merasakan suasana retro.
Museum Arsitektur Terbuka Edo-Tokyo (Kota Koganei, Tokyo)
Museum terbuka ini mempertahankan dan menampilkan bangunan bersejarah yang penting secara budaya.
Dengan luas 7 hektar, museum ini menampilkan 30 struktur dari periode Edo hingga awal periode Showa. Sorotan utama termasuk pemandian dengan mural Gunung Fuji, rumah tinggal bersejarah, dan toko-toko lama, membuat pengunjung merasa seolah-olah telah melangkah kembali ke masa era Showa.
Rekomendasi Aktivitas Rekreasi dan Wisata di Tokyo
Hotel New Akao (Shizuoka, Atami)
Hotel New Akao, yang terletak di Kota Atami, Prefektur Shizuoka—terkenal dengan onsen-nya—pertama kali dibuka pada tahun 1973. Logo ikonik "New Akao" yang terpasang di atas hotel telah menjadi simbol Atami itu sendiri.
Hotel ini menjalani renovasi dan dibuka kembali pada 2023, namun tetap mempertahankan pesona kuat era Showa di seluruh interiornya, termasuk pintu masuk, kolam renang, dan restoran. Hotel ini telah menjadi tempat favorit bagi mereka yang ingin merasakan nostalgia retro era Showa.
[kkday]👉Tiket 1 Hari Jalur Atami | Izu Jepang
Budaya dan gaya hidup era Showa tetap mendalam tertanam dalam kehidupan sehari-hari dan hati masyarakat Jepang. Untuk memahami Jepang dengan lebih kaya, mengapa tidak menjelajahi lanskap retro, musik, dan masakannya?
Comments