Seri mereproduksi kuliner lokal ini akan menampilkan "suiton", hidangan lokal dari Prefektur Tochigi. Mungkin di Indonesia juga ada masakan mirip seperti ini, tetapi ciri khas hidangan lokal ini adalah sup yang dibuat dengan miso & dashi, bumbu khas Jepang. Pelajari lebih lanjut tentang sejarahnya dalam artikel ini, dan tidakkah tertarik untuk menjadikan artikel resep ini sebagai referensi untuk membuat sup dengan pangsit yang telah dimakan di rumah tangga Jepang selama berabad-abad?
Sekilas tentang Kyoudo Ryori Jepang (Kuliner lokal Jepang)
Kyoudo ryouri atau kuliner lokal Jepang adalah makanan yang dimasak dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal, yang disiapkan dengan menyesuaikan iklim dan telah mengakar pada kehidupan penduduk setempat sejak bertahun-tahun yang lalu. Tidak hanya sebagai `comfort food` saja, akan tetapi terkenal sebagai destinasi wisata kuliner domestik.
Sejarah dan Asal muasal dari Suiton
Nama hidangan ini, suiton, berasal dari bahasa Mandarin, yang dilafalkan 'tong' untuk huruf '団', '飩' . Awalnya disebut dengan "饂飩 -unton", dibuat dengan menguleni pasta kacang menjadi tepung terigu dan menggorengnya. Tampaknya pada zaman Muromachi (1333-1573) orang mulai makan udon dengan meregangkan tepung yang sudah diuleni menjadi bentuk tali (udon), dan pada zaman Kamakura (1185-1333) orang mulai merobek-robeknya menjadi beberapa bagian dan memasukkannya ke dalam sup. Konon disebut menjadi nama 水飩 -suiton, karena merupakan pangsit (団 -ton) yang dimasukkan ke dalam sup (水-sui).
Dahulu, di daerah yang hanya terdapat sedikit sawah, sui-ton adalah hidangan rumah tangga yang muncul di meja makan setiap hari untuk mengimbangi kekurangan beras, dan diberi nama yang berbeda di berbagai daerah di Jepang.
Di bekas daerah Nishinasuno, Kota Nasushiobara, Prefektur Tochigi, sup ini disebut 'ばっとう汁 -batto jiru (sup batto)', dan di bekas daerah Matou, Kota Nakagawa, disebut 'はっとう汁 -hatto jiru (sup hato)', yang konon merupakan perubahan kata dari '法度汁 -はっと汁 (sup hodo)'. Tempat yang disebut 'Dangojiru' berasal dari bekas distrik Kamikawachi di Kota Utsunomiya, bekas distrik Kuriyama di Kota Nikko, bekas distrik Nishinasuno di Kota Nasushiobara, dll. Di distrik Kuzuu di Kota Sano, suiton diambil dengan tangan,dan dimasukkan ke dalam sup, yang mendapat julukan 'docchanagi -とっちゃなぎ'.
Dikarenakan sup ini penuh dengan bahan-bahan dan tidak memerlukan lauk lainnya, pada masa lalu makanan ini dibuat ketika orang-orang sibuk atau ketika tidak ada cukup persediaan beras, dan masih menjadi hidangan rumahan yang populer hingga saat ini. Menu yang menghangatkan badan di musim dingin, jadi ada banyak kesempatan untuk membuatnya, dan tergantung pada musimnya, tepung beras terkadang digunakan sebagai tambahan tepung terigu. Sayuran yang digunakan sebagai bahan dapat divariasi, sesuai dengan musimnya.
Bahan untuk membuat Suiton (untuk 2 orang)
- 120g kentang, potong-potong
- 70g wortel, potong seperti daun ginkgo
- 100g bawang bombay, iris tipis
- 50g burdock, potong seperti menyerut pensil, rendam di dalam air sebentar, untuk menghilangkan getah
- 2 ~ 3 jamur shiitake, iris tipis
- 50g daun bawang, iris miring
- 50g miso
- 1 pak (sekitar 250g) tahu
- 6~7 gelas air kaldu ikan (dashi )
【Bahan membuat suiton】
- 200g tepung terigu
- 1 telur
- 150ml air
- 1/2 sdt garam
*Opsi: Boleh memasukkan dari iris tipis
Cara membuat Suiton
- Rebus air kaldu hingga mendidih, tambahkan sayuran, kecuali daun bawang, dan masak hingga empuk, sekitar delapan menit.
- Proses membuat suiton. Pecahkan telur ke dalam mangkuk dan kocok dengan air dan garam. Ayak tepung ke dalam mangkuk lain. Tambahkan campuran telur ke dalamnya dan aduk dengan spatula untuk membuat adonan suiton yang lembut.
- Larutkan miso ke dalam panci pada langkah (1). Dengan api yang masih dinyalakan, ambil adonan suiton seukuran sekali makan dengan sendok dan masukkan ke dalam sup. Suiton masak jika sudah mengapung ke permukaan, tambahkan daun bawang dan sajikan.
Comments